Tautan-tautan Akses

Keluarga Sandera Israel Khawatir Kehabisan Waktu untuk Bawa Pulang Mereka dalam Keadaan Selamat


Sejumlah orang menghadiri pertemuan yang menyerukan pembebasan sandera yang diculik Hamas di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. (Foto: AP)
Sejumlah orang menghadiri pertemuan yang menyerukan pembebasan sandera yang diculik Hamas di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. (Foto: AP)

Keluarga dari 136 warga Israel yang masih ditahan Hamas mengatakan waktu untuk membawa pulang orang-orang yang mereka cintai dalam keadaan hidup hampir habis. Kesepakatan apapun dengan Hamas mungkin berarti harus mengakhiri perang di Gaza. Namun, pemimpin Israel mengatakan hal itu bukan opsi.

Noa Argamani, yang terlihat dalam rekaman video yang dibuat oleh para penculik Hamas yang memohon agar dirinya dibiarkan hidup ketika dia ditangkap dari acara festival musik Nova pada 7 Oktober 2023, telah menjadi simbol dari 136 sandera yang masih berada di Gaza.

Minggu ini, Argamani ditampilkan lagi dalam video yang dibuat oleh Hamas. Dalam rekaman itu dia memohon kepada Pemerintah Israel agar menghentikan perang demi untuk menyelamatkan nyawa para sandera. Dia menggambarkan bagaimana dia terluka dan dua sandera lainnya terbunuh oleh serangan udara Israel, dan video tersebut diakhiri dengan foto-foto dari para sandera yang tewas.

Para pejabat Israel mengatakan video tersebut adalah propaganda Hamas yang tidak dapat dipercaya, tetapi mereka berusaha memverifikasi apakah para sandera tersebut memang terbunuh oleh serangan udara Israel atau dibunuh oleh Hamas yang menculik mereka.

Seorang pria memegang tanda yang menyerukan pembebasan sandera yang dibawa oleh militan Hamas ke Jalur Gaza selama demonstrasi di Hostages Square di Tel Aviv, Israel, 13 Januari 2024. (Foto: AP)
Seorang pria memegang tanda yang menyerukan pembebasan sandera yang dibawa oleh militan Hamas ke Jalur Gaza selama demonstrasi di Hostages Square di Tel Aviv, Israel, 13 Januari 2024. (Foto: AP)

“Hentikan kegilaan ini dan bawa kami pulang ke keluarga kami. Selagi kami masih hidup, bawalah kami pulang," ujar Noa Argamani dalam rekaman video itu.

Ibu Noa Argamani, Liora Argamani, menderita kanker stadium akhir dan memohon kepada para pemimpin Israel dan dunia, termasuk Presiden Amerika Joe Biden dan Palang Merah Internasional, untuk membantunya bertemu dengan putrinya sebelum dia meninggal. Karena Liora berwarga negara ganda Israel-China, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan minta campur tangan pemerintah China untuk merundingkannya dengan Hamas.

Ofri Bibas Levy, yang saudara laki-lakinya Yarden (34) disandera bersama istrinya Shiri (32) dan 2 anaknya Kfir (10 bulan) dan Ariel (4), memegang foto mereka bersama temannya Tal Ulus di Jenewa, Swiss, 13 November 2023. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)
Ofri Bibas Levy, yang saudara laki-lakinya Yarden (34) disandera bersama istrinya Shiri (32) dan 2 anaknya Kfir (10 bulan) dan Ariel (4), memegang foto mereka bersama temannya Tal Ulus di Jenewa, Swiss, 13 November 2023. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)

Keluarga-keluarga para perempuan muda Israel lainnya yang disandera di Gaza khawatir mereka akan terus-menerus mengalami pelecehan, termasuk pelecehan seksual, oleh Hamas sebagai penculiknya. Yarden Goren, saudara perempuan dari sandera Romi Goren, merasa ngeri dengan apa yang dia dengar dari para sandera perempuan yang telah dibebaskan.

“Setiap menit sesuatu bisa terjadi. Setiap menit mereka bisa memutuskan untuk menyakiti, menganiaya mereka – secara mental, fisik, seksual – dan mereka tidak berdaya. Apa yang bisa mereka lakukan untuk melawan hal itu, Anda tahu? Mereka bahkan tidak bisa menolak karena itu bisa mengorbankan nyawa mereka," imbuh Yarden Goren.

Pada November, Hamas membebaskan lebih dari 100 dari 240 sandera, sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara dan pembebasan sekitar 240 tahanan Palestina.

Namun, kini Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan lebih banyak sandera dengan imbalan gencatan senjata total. Netanyahu berulang kali mengatakan bahwa Israel tetap berkomitmen untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera. Namun beberapa anggota keluarga sandera mengatakan kedua tujuan tersebut menjadi tidak sejalan.

“Di kibbutz (kampung pertanian) saya saja, sekitar 10 sandera telah dinyatakan tewas selama sebulan terakhir. Jenazah mereka masih berada di tangan Hamas. Kami tidak ingin hal itu terus berlanjut. Kami ingin para sandera pulang dengan cara apa pun yang diperlukan," kata Jonathan Dekel-Chen, ayah dari Saguy, salah seorang sandera di Gaza.

Satu-satunya kesepakatan terkait sandera yang telah dicapai dalam 50 hari terakhir adalah kesepakatan antara Qatar dan Palang Merah Internasional untuk memasok obat-obatan bagi para sandera dalam beberapa hari mendatang. Namun para anggota keluarga khawatir bahwa tindakan ini tidak akan cukup untuk menjamin orang-orang yang mereka cintai tetap hidup. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG