Tautan-tautan Akses

Keanggotaan NATO Capai 30 Negara


Para prajurit Montenegro membentangkan bendera nasional dalam sebuah upacara untuk menandai bergabungnya Montenegro di Markas Besar NATO di Brussels hari Rabu, 7 Juni 2017 (foto: AP Photo/Virginia Mayo)
Para prajurit Montenegro membentangkan bendera nasional dalam sebuah upacara untuk menandai bergabungnya Montenegro di Markas Besar NATO di Brussels hari Rabu, 7 Juni 2017 (foto: AP Photo/Virginia Mayo)

NATO sedang memperluas keanggotaannya dari 29 hingga 30 negara, mungkin lebih, ketika aliansi itu mengadakan pertemuan tahunannya bulan depan. Itu karena Yunani hampir menyelesaikan perselisihan yang berlangsung lama dengan bekas Republik Yugoslavia Makedonia, negara yang menggunakan nama salah satu wilayah historis di Yunani. Tiga negara lain juga menyatakan minat untuk bergabung. Namun apa artinya ini bagi NATO dan apa implikasinya bagi Rusia?

Dalam soal Makedonia, hambatan terakhir untuk menjadi anggota NATO adalah soal nama. Yunani keberatan dengan masuknya Makedonia ke perhimpunan itu karena khawatir bekas Republik Yugoslavia itu dapat mengklaim kawasan di wilayah Yunani yang punya nama sama.

Bagi NATO yang mengadakan KTT tahunan bulan depan di Brussels, lebih banyak negara anggota berarti punya kemampuan lebih besar untuk mendorong tujuan bersama dan untuk menghadapi tantangan baru.

"Ketika orang-orang khawatir tentang NATO, tantangan Rusia, dan perpecahan di dalam G-7, dan banyak ketidakpastian tentang apa yang dilakukan Amerika terhadap sekutu-sekutu Eropanya, saya pikir ini menunjukkan bahwa kerjasama itu masih berlangsung, dan NATO masih relevan," ujar Damon Wilson dari Dewan Atlantik.

Karena Rusia secara aktif menggunakan pengaruhnya di Eropa, pakar kebijakan luar negeri Garrett Martin mengatakan, perluasan NATO tetap relevan dan meningkatkan keamanan kolektif semua anggotanya.

"Tentu saja peristiwa Georgia dan Ukraina pada masa lalu memberi kesan bahwa mungkin perluasan merupakan sesuatu yang tidak penting lagi, tetapi secara simbolis penting bagi NATO untuk menunjukkan bahwa NATO masih menjadi aliansi yang kuat, dan masih terus tumbuh," ujar pakar kebijakan luar negeri Garett Martin dari American University.

Bagi negara-negara lain yang menyatakan keinginan untuk bergabung, mantan Wakil Sekjen NATO, Alexander Vershbow mengatakan, keanggotaan dalam NATO berarti meningkatkan stabilitas politik dan ekonomi.

"Itu tidak berarti bahwa tidak ada masalah dan ketidaksepakatan dalam beberapa masalah, tetapi kami mendapati perbedaan itu jauh lebih mudah untuk ditangani kalau kita semua menjadi anggota perhimpunan yang sama," ujar Alexander Vershbow, dari Dewan Atlantik.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, perluasan NATO saling menguntungkan untuk NATO dan negara-negara Balkan lainnya yang berbatasan dengan Rusia yang telah menyatakan ingin bergabung dengan NATO, termasuk Ukraina, Bosnia-Herzegovina, dan Georgia. Tetapi beberapa rintangan masih ada.

Walupun kedua pihak hampir sepakat, para anggota parlemen di Athena dan Skopje masih harus menyetujui referendum tentang perubahan nama masing-masing negara mereka sebelum NATO dapat mempertimbangkan negara yang sekarang ini dikenal sebagai bekas Republik Yugoslavia Makedonia, menjadi anggota ke-30 Aliansi Atlantik Utara. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG