Tautan-tautan Akses

Kasus Covid-19 Melonjak, Iran Tutup Bisnis dan Batasi Perjalanan


Seorang teknisi menyemprotkan disinfektan saat para pelayat berdoa di atas korban Covid-19 di pinggiran ibu kota Iran, Teheran, Iran, Minggu, 1 November 2020. (Foto : AP/Ebrahim Noroozi)
Seorang teknisi menyemprotkan disinfektan saat para pelayat berdoa di atas korban Covid-19 di pinggiran ibu kota Iran, Teheran, Iran, Minggu, 1 November 2020. (Foto : AP/Ebrahim Noroozi)

Iran, Sabtu (21/11), menutup bisnis dan membatasi perjalanan antara kota-kota besar, termasuk ibu kota Teheran, karena pandemi Covid-19.

Associated Press melaporkan pejabat tinggi Iran awalnya meremehkan risiko virus corona. Namun, pemerintah baru-baru ini mendesak masyarakat untuk menerapkan protokol Covid-19, seperti mengenakan masker dan menghindari perjalanan yang tidak penting.

Iran mencatat jumlah kematian harian di atas 430 selama lima hari terakhir. Kementerian Kesehatan Iran mengatakan pada hari Sabtu (21/11) bahwa jumlah total kasus yang dikonfirmasi telah meningkat menjadi di atas 840 ribu.

Langkah-langkah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mencakup penutupan sebagian besar bisnis, toko, mal, dan restoran di kota terbesar di Iran, seperti Mashhad, Isfahan, dan Shiraz. Otoritas Iran menetapkan hampir 160 kota yang terkena dampak sebagai zona merah.

Pada hari Sabtu (21/11), Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya di televisi mendesak orang-orang untuk mengikuti langkah-langkah untuk membantu "mengurangi korban tewas." Dia menambahkan bahwa pemerintah berencana untuk memberikan subsidi tunai kepada 30 juta orang termiskin Iran selama empat bulan untuk membantu mereka mengelola dampak ekonomi dari wabah baru.

Kebijakan PSBB terjadi ketika adanya permasalahan di antara pejabat tinggi kesehatan Iran yang menyebabkan dua pejabat mengundurkan diri.

Surat kabar Iran mengatakan, Sabtu (21/11), wakil menteri kesehatan yang bertanggung jawab atas penelitian, Reza Malekzadeh, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai reaksi atas pernyataan Menteri Kesehatan Saeed Namaki. Namaki mengatakan proyek penelitian yang dipimpin pemerintah tidak berhasil memenuhi kebutuhan.

Sebagai balasan, Malekzadeh dalam surat pengunduran dirinya mengkritik salah urus publik dari wabah virus oleh menteri.

“Manajemen pandemi yang sangat salah yang disebabkan oleh kurangnya konsultasi dan perhatian terhadap peringatan dari para ahli telah menyebabkan sejumlah besar kematian manusia,” kata Malekzadeh dalam pernyataannya.

Situs berita Iran juga mengatakan bahwa Ali Nobakht, penasihat menteri kesehatan, mengundurkan diri karena alasan serupa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Di Teheran, kepala kamar dagang kota, Qassem Nodeh, mengatakan bahwa pembatasan tersebut akan menyebabkan penutupan 70 persen bisnis di ibu kota dan sekitarnya. [ah]

XS
SM
MD
LG