Tautan-tautan Akses

Jerman Minta Maaf Atas Kebijakan Anti-gay di Kalangan Militer pada Masa Lalu


Para perwira Bundeswehr (militer Jerman) memasuki kantor Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin, 4 Mei 2017. (Foto: dok).
Para perwira Bundeswehr (militer Jerman) memasuki kantor Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin, 4 Mei 2017. (Foto: dok).

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer, Kamis (17/9), meminta maaf atas praktik diskriminasi yang terjadi selama puluhan tahun di kalangan militer terhadap para anggotanya yang homoseksual.

Permohonan maaf atas kekeliruan pada masa lalu itu disampaikan Kramp-Karrenbauer bertepatan dengan perilisan hasil studi yang dilakukan kementeriannya yang menunjukkan adanya diskriminasi sistematis di Bundeswehr dari tahun 1955 hingga terjadi perubahan kebijakan terkait gay pada 2000.

Bundeswehr adalah istilah yang merujuk pada militer Jerman Barat dan kemudian terus digunakan setelah Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu pada 1990.

Annegret Kramp-Karrenbauer di Berlin, Jerman, 14 September 2020.
Annegret Kramp-Karrenbauer di Berlin, Jerman, 14 September 2020.

“Saya sangat menyesali praktik diskriminasi terhadap homoseksual di Bundeswehr, yang menjadi kebijakan yang berlaku pada saat itu,” kata Kramp-Karrenbauer dalam sebuah pernyataan. “Saya meminta maaf kepada mereka yang menderita akibat kebijakan itu.”

Kramp-Karrenbauer mengatakan ia ingin mengajukan sebuah legislasi untuk merehabilitasi mereka yang terdampak.

Studi itu mengatakan, orientasi seksual sejenis dulu dianggap sebagai risiko keamanan di Bundeswehr hingga pergantian milenium, dan karena anggapan itu banyak karier perwira yang gay terjegal.

Studi mengenai diskriminasi di militer ini merupakan langkah terkini Jerman terkait diskriminasi gay. Pada 2017, parlemen memutuskan untuk membatalkan vonis bersalah yang dijatuhkan terhadap ribuan pria gay berdasarkan undang-undang yang mengkriminalisasi homoseksualitas di kalangan pria yang diberlakukan di Jerman Barat pasca-Perang Dunia II.

Prajurit Angkatan Bersenjata Jerman Bundeswehr membangun tenda untuk digunakan sebagai tempat tes Covid-19 di Landau an der Isar, di Jerman, 29 Juli 2020. (REUTERS / Michael Dalder)
Prajurit Angkatan Bersenjata Jerman Bundeswehr membangun tenda untuk digunakan sebagai tempat tes Covid-19 di Landau an der Isar, di Jerman, 29 Juli 2020. (REUTERS / Michael Dalder)

Undang-undang anti-gay diperkenalkan pada abad ke-19, diperkokoh di bawah pemerintahan Nazi, dan dipertahankan oleh Jerman Barat. Antara 1949 dan 1969, sekitar 50.000 orang dinyatakan bersalah karena gay. Homoseksualitas bukan dianggap kejahatan pada 1969, namun UU itu baru dihapus sepenuhnya pada 1994.

Para legislator setuju untuk memberikan kompensasi terhadap para pria yang dinyatakan bersalah karena gay. Kompensasi belakangan juga diberikan kepada mereka yang diselidiki, atau ditahan tapi tidak dinyatakan bersalah.

Pada tahun 2000, sewaktu menjabat menteri pertahanan, Rudolf Scharping secara resmi mengakhiri diskriminasi gay di kalangan militer setelah sempat mendapat tentangan keras para petinggi angkatan bersenjata negara itu. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG