Tautan-tautan Akses

Jaringan Pipa Distribusi Minyak AS Belum Beroperasi Akibat Serangan Siber


Tangki-tangki penyimpanan BBM di fasilitas milik perusahaan distribusi BBM, Colonial Pipeline, di Woodbridge, New Jersey. (Foto: Colonial Pipeline via Reuters)
Tangki-tangki penyimpanan BBM di fasilitas milik perusahaan distribusi BBM, Colonial Pipeline, di Woodbridge, New Jersey. (Foto: Colonial Pipeline via Reuters)

Sistem pipa distribusi bahan bakar terbesar di Amerika Serikat (AS) masih belum beroperasi, Minggu (9/5), dua hari setelah sebuah serangan ransomware besar terdeteksi. Hal itu diungkapkan oleh perusahaan yang mengoperasikannya seperti dikutip oleh AFP.

Ransomware adalah serangan siber di mana pelakunya meminta uang tebusan.

Perusahaan Colonial Pipeline mendistribusikan bensin dan avtur dari Pantai Teluk Texas ke Pantai Timur melalui jalur pipa sepanjang 8.850 km, yang melayani 50 juta konsumen.

Perusahaan itu mengaku menjadi korban serangan keamanan siber yang melibatkan ransomware, yaitu serangan yang mengenskripsi sistem komputer dan meminta uang tebusan dari operator.

"Meskipun jalur utama masih offline, sebagian jalur yang lebih kecil antar terminal dan titik pengiriman, masih beroperasi," kata Colonial dalam pernyataan. Ditambahkannya, mereka akan "memulihkan sistem online sepenuhnya apabila kami yakin bahwa situasinya aman."

"Kami telah berhubungan dengan pihak penegak hukum dan instansi federal lain, termasuk Departemen Energi yang memimpin respons Pemerintah Federal," tambahnya.

Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengatakan kepada CBS pada Minggu (9/5) bahwa pihak berwenang berusaha mencegah terjadinya gangguan pasokan.

Colonial, yang berbasis di negara bagian Georgia, adalah operator jaringan pipa terbesar di AS berdasarkan volume. Perusahaan itu menyalurkan 2,5 juta barel bensin, diesel, avtur, dan produk bahan bakar minyak (BBM) lain setiap hari. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG