Tautan-tautan Akses

Jajak Pendapat: Trump Menguat, Persaingan Kandidat Capres AS Semakin Ketat


Dari kiri: Kandidat Capres AS Hillary Clinton (Partai Demokrat) dan Donald Trump (Partai Republik).
Dari kiri: Kandidat Capres AS Hillary Clinton (Partai Demokrat) dan Donald Trump (Partai Republik).

Dalam pemilihan presiden AS, sebuah jajak pendapat baru oleh CNN-ORC menunjukkan Donald Trump dari Partai Republik unggul dua poin (45-43) atas calon Partai Demokrat Hillary Clinton.

Clinton terus memimpin dalam sebagian besar survei, tapi jajak pendapat CNN itu merupakan yang terbaru dari beberapa jajak pendapat terbaru berskala nasional dan negara bagian yang menunjukkan persaingan menuju Gedung Putih semakin ketat dengan sekitar dua bulan tersisa sampai hari pemilihan.

Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara tentang kebijakan luar negeri di negara bagian Virginia, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk menyampaikan kabar baik dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh CNN dan lembaga riset ORC itu.

“CNN mengumumkan hasil jajak pendapat yang besar. Jajak pendapat besar itu keluar hari ini bahwa Trump menang. Ini psikologi yang bagus. Saya tahu fakta itu karena orang-orang yang tadinya tidak menilpon untuk menunjukkan dukungan mereka sekarang menilpon saya. Jadi itulah hidup, bukankah begitu?,” kata Donald Trump.

Calon Demokrat Hillary Clinton masih memimpin dalam sebagian besar jajak pendapat nasional dan negara bagian yang menjadi medan persaingan ketat yang akan menjadi fokus kampanye dalam dua bulan mendatang.

Clinton menyerang Trump dalam kampanye di Florida.

“Dan dia merendahkan Muslim dan menyerang keluarga penerima Bintang Emas yang putranya tewas dalam perang di Irak. Itu bukan siapa kita. Jadi benar, kita punya banyak rencana, tapi kita juga memiliki nilai-nilai, dan kita akan mempertahankan nilai-nilai Amerika!,” kata Hillary.

Persaingan itu semakin ketat sebagian karena kelemahan-kelemahan Clinton sedang disorot, kata pakar politik. Stephen Wayne, dari Universitas Georgetown.

“Ada sejumlah orang yang berpikir dia tidak jujur dan tidak dapat dipercaya. Dia tampaknya menjadi politisi yang sangat tradisional pada era anti-politisi,” kata Stephen Wayne.

Tapi Trump juga menderita peringkat ketidaksetujuan yang tinggi, menurut pakar jajak pendapat Frank Newport dari lembaga survei Gallup.

Ini merepotkan bagi kedua calon. Saya kira kubu Hillary Clinton banyak memikirkan hal itu, tentang bagaimana mereka bisa mengubah citra dirinya? Tapi kita tahu itu sulit dilakukan. Citra itu sepertinya terpatri pada saat ini," kata Frank Newport dari lembaga survei Gallup.

Clinton berharap dapat terus mempertahankan keunggulan besar dalam jajak pendapat setelah konvensi partai, yang sebagian terbantu oleh sejumlah kontroversi yang dilakukan oleh Trump, kata analis Jeremy Mayer, dari Universitas George Mason.

“Ada kemungkinan Donald Trump akan memenangkan pemilihan ini. Namun, untuk bisa menang ia harus bisa bangkit dari ketertinggalan besar dibanding siapa pun pada era modern jajak pendapat publik. Belum ada yang calon yang bisa bangkit dari ketertinggalan yang begitu jauh dan harus berpacu begitu cepat seperti yang mesti dilakukannya sekarang,” kata Jeremy Mayer.

Trump dan Clinton kini mulai menyiapkan diri untuk peristiwa besar dalam kampanye, yakni debat presiden pertama yang dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 26 September mendatang. [lt/as]

XS
SM
MD
LG