Iran dan sejumlah negara berpengaruh di dunia sepakat mengadakan pembicaraan lagi mengenai program nuklir Iran, setelah bertemu di Kazakhstan dalam perundingan dua hari yang tidak menghasilkan terobosan besar.
Setelah perundingan berakhir Rabu (27/2) di kota Almaty, ketua juru runding Iran Saeed Jalili menggambarkan proposal terbaru dari keenam negara besar itu sebagai “positif,” dan mengatakan proposal itu “lebih realistis” dari yang sebelumnya. Ia tidak mengatakan bagaimana Iran nanti menanggapi tawaran Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok.
Para diplomat di Almaty mengatakan keenam negara berpengaruh itu mengusulkan pencabutan berbagai sanksi atas perdagangan emas dan logam-logam berharga Iran lainnya sebagai imbalan dihentikannya pengayaan uranium oleh Iran bertingkat kemurnian 20 persen di fasilitas bawah tanahnya di Fordo dan lokasi-lokasi lainnya.
Amerika dan sekutunya curiga aktivitas pengayaan oleh Iran bertujuan membangun senjata nuklir, tetapi pemerintah di Teheran mengatakan program nuklirnya bertujuan damai.
Para diplomat itu juga mengatakan keenam negara tersebut tidak mengusulkan pencabutan sanksi yang telah melemahkan sektor-sektor minyak dan keuangan yang utama di Iran. Dalam rangkaian pertemuan sebelumnya, keenam negara itu menawarkan diakhirinya larangan pengiriman suku cadang bagi maskapai penerbangan sipil Iran, tetapi Teheran tampak tidak terkesan.
Catherine Ashton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa yang mewakili ke-enam negara itu, mengatakan ia berharap Iran akan menanggapi proposal baru mereka “secara positif.”
“Tawaran ini menanggapi berbagai kekhawatiran internasional mengenai tujuan sebenarnya dari program nuklir Iran, tetapi juga menanggapi berbagai gagasan Iran,ujarnya.
Dalam pernyataan Rabu malam, Ashton mengatakan “hasil utama” dari perundingan di Almaty adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan dialog tingkat pakar bulan depan di Istanbul, Turki.
Setelah perundingan berakhir Rabu (27/2) di kota Almaty, ketua juru runding Iran Saeed Jalili menggambarkan proposal terbaru dari keenam negara besar itu sebagai “positif,” dan mengatakan proposal itu “lebih realistis” dari yang sebelumnya. Ia tidak mengatakan bagaimana Iran nanti menanggapi tawaran Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok.
Para diplomat di Almaty mengatakan keenam negara berpengaruh itu mengusulkan pencabutan berbagai sanksi atas perdagangan emas dan logam-logam berharga Iran lainnya sebagai imbalan dihentikannya pengayaan uranium oleh Iran bertingkat kemurnian 20 persen di fasilitas bawah tanahnya di Fordo dan lokasi-lokasi lainnya.
Amerika dan sekutunya curiga aktivitas pengayaan oleh Iran bertujuan membangun senjata nuklir, tetapi pemerintah di Teheran mengatakan program nuklirnya bertujuan damai.
Para diplomat itu juga mengatakan keenam negara tersebut tidak mengusulkan pencabutan sanksi yang telah melemahkan sektor-sektor minyak dan keuangan yang utama di Iran. Dalam rangkaian pertemuan sebelumnya, keenam negara itu menawarkan diakhirinya larangan pengiriman suku cadang bagi maskapai penerbangan sipil Iran, tetapi Teheran tampak tidak terkesan.
Catherine Ashton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa yang mewakili ke-enam negara itu, mengatakan ia berharap Iran akan menanggapi proposal baru mereka “secara positif.”
“Tawaran ini menanggapi berbagai kekhawatiran internasional mengenai tujuan sebenarnya dari program nuklir Iran, tetapi juga menanggapi berbagai gagasan Iran,ujarnya.
Dalam pernyataan Rabu malam, Ashton mengatakan “hasil utama” dari perundingan di Almaty adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan dialog tingkat pakar bulan depan di Istanbul, Turki.