Tautan-tautan Akses

Hotel Mahal, Penggemar Piala Dunia Berkemah di Pantai Copacabana


Pendukung timnas Argentina memilih berkemah di tepi pantai Copacabana untuk menghindari biaya hotel yang sangat mahal di kota Rio de Janeiro (17/6).
Pendukung timnas Argentina memilih berkemah di tepi pantai Copacabana untuk menghindari biaya hotel yang sangat mahal di kota Rio de Janeiro (17/6).

Ratusan penggemar sepak bola yang tak mampu menyewa hotel yang mahal di Rio de Janeiro mendirikan perkemahan sementara di tepi pantai Copacabana.

Ratusan penggemar sepak bola menemukan cara yang lebih murah untuk menghadiri Piala Dunia di salah satu kota termahal di Brazil, Rio de Janeiro, dengan memilih menghindari tinggal di hotel dan mendirikan perkemahan sementara di kawasan pantai Copacabana.

Sebagian besar dari mereka harus menempuh perjalanan lewat darat ribuan kilometer dari negara-negara Amerika Selatan lainnya untuk menghindari biaya penerbangan mahal, guna mendukung tim nasional mereka.

Kontingen fans terbesar yang berkemah di tepi pantai Copacabana adalah Argentina, namun pendukung Kolombia, Chile dan Ekuador juga terlihat memarkir mobil-mobil tua, minivan, trailer, dan bahkan bus kecil, menyulapnya menjadi asrama sementara di sepanjang kawasan Avenida Atlantica, salah satu kawasan pinggir pantai di Rio de Janeiro yang paling terkenal.

Emmanuel Estrada, 29, dan Damian Perez, 32, mengatakan perlu waktu empat hari untuk mengendarai mobil Ford Falcon Ranchero tahun 1984 dari Buenos Aires ke Sao Paulo untuk menyaksikan pertandingan pembukaan Piala Dunia pada hari Kamis (12/6) lalu. Kemudian mereka menuju Rio de Janeiro untuk menyaksikan pertandingan pertama Argentina pada hari Minggu (15/6).

"Kami akan tinggal di sini sampai Argentina menjuarai Piala Dunia. Dan tentu saja beberapa hari ekstra setelah itu," Estrada, yang bekerja sebagai tukang ledeng di Buenos Aires sambil meneguk secangkir kopi yang dibuatnya sendiri, menggunakan kompor portabel .

Keduanya merupakan bagian dari kelompok pendukung timnas Argentina yang lebih besar, antara 50 sampai 60 orang fans Argentina yang mengendarai bus tua dan minivan ke Copacabana selama akhir pekan lalu. Kota Rio de Janeiro akan menjadi tuan rumah final Piala Dunia pada 13 Juli mendatang.

Para penggemar merencanakan perjalanan mulai tahun lalu, tapi perjalanan murah adalah satu-satunya pilihan untuk berurusan harga-harga yang mahal di Brazil, sementara mata uang Argentina melemah setelah kehilangan sekitar 20 persen dari nilainya tahun ini.
Mobil-mobil pendukung Argentina telah menjadi 'hotel berjalan' selama Piala Dunia di kawasan pantai Copacabana di Rio de Janeiro (17/6).
Mobil-mobil pendukung Argentina telah menjadi 'hotel berjalan' selama Piala Dunia di kawasan pantai Copacabana di Rio de Janeiro (17/6).


"Uang (Peso Argentina) kita tak bernilai apa-apa di sini," kata Perez yang mengeluh tentang mahalnya kota Rio, di mana kamar untuk dua orang di sebuah hotel termurah dapat menelan biaya sebanyak $ 700 selama Piala Dunia.


Meskipun kehadiran mereka telah mengganggu beberapa warga lokal di Copacabana, banyak warga Brazillainnya yang terbuka menyambut mereka. Demikian juga polisi kota Rio tampaknya membiarkan saja para fans itu berkemah di sana.

Mendirikan kamp biasanya tidak diperbolehkan di kawasan pantai di pusat kota Rio dan mobil juga harus membayar biaya parkir per jam di sebagian besar wilayah kota, tapi tampaknya pihak berwenang telah menutup mata terhadap kehadiran para penggemar yang berkemah selama Piala Dunia hingga kini.

Seorang perwira polisi militer yang ditempatkan di dekat kelompok pendukung Argentina mengatakan, bahwa hal itu adalah tanggung jawab petugas keamanan kota Rio untuk mengambil tindakan. Namun, seorang petugas kota mengatakan bahwa ia hanya akan melakukan tindakan jika para pendukung yang berkemah itu menimbulkan masalah.

Para wisatawan asing lainnya yang datang ke Piala Dunia juga merasa senang melihat kehadiran polisi yang terlihat di setiap sudut di pantai Copacabana.

"Kami merasa aman di sini," kata Fabian Alvarez, seorang montir mobil yang datang dari Chile dan menempuh lebih dari 5.000 km lewat darat dari Santiago ke Cuiaba, di mana ia menyaksikan tim Chile mengalahkan Australia hari Jumat, dan kemudian menuju ke Rio pada hari berikutnya untuk menyaksikan Chile mengandaskan tim matador Spanyol.

Alvarez mengatakan ia memutuskan untuk tidur di mobil van-nya setelah gagal untuk menemukan hotel yang terjangkau di kota Rio. Ia menyediakan anggaran sekitar satu juta peso Chile (sekitar Rp 21 juta) untuk keperluan selama Piala Dunia termasuk biaya perjalanan dan bensin, makanan dan juga tiket untuk menonton pertandingan Piala Dunia.

Alvarez mengatakan perjalanannya dari Chile ke Brazil sangat melelahkan tapi ia akan melakukannya lagi jika timnas Chile bertanding di Piala Dunia.

"Ini semua merupakan pengorbanan yang layak. Saya merasa sangat terharu, ketika menyanyikan lagu kebangsaan (Chile) di stadion. Ini membuat saya merinding," kata Alvarez melukiskan perasaannya saat menyaksikan Chile di Piala Dunia.
XS
SM
MD
LG