Tautan-tautan Akses

Hasil Studi: Kota-kota Pesisir Asia Tenggelam dengan Cepat


(FILES) Rumah-rumah di tepi kanal Te di Kota Ho Chi Minh, 17 September 2018. (Kao NGUYEN / AFP)
(FILES) Rumah-rumah di tepi kanal Te di Kota Ho Chi Minh, 17 September 2018. (Kao NGUYEN / AFP)

Hasil studi baru menunjukkan kota-kota pesisir yang luas di Asia Selatan dan Tenggara tenggelam lebih cepat daripada di tempat lain di dunia. Ini membuat puluhan juta orang lebih rentan terhadap kenaikan permukaan laut: demikian petikan sebuah studi terbaru.

Urbanisasi yang cepat telah membuat kota-kota ini menyedot air tanah secara besar-besaran untuk melayani populasi mereka yang berkembang, menurut hasil penelitian Nanyang Technological University (NTU) Singapura, yang terbit dalam jurnal Nature Sustainability minggu lalu.

“Hal ini menempatkan kota-kota yang mengalami penurunan tanah lokal yang cepat, berada dalam risiko bahaya pantai yang lebih besar dibanding yang sudah ada, karena kenaikan permukaan laut yang didukung oleh iklim,” tambah studi itu.

Pusat kota terpadat dan pusat bisnis utama Vietnam, Ho Chi Minh City, turun rata-rata 16,2 milimeter setiap tahun. Kota ini menjadi yang paling cepat tenggelam berdasar kajian data satelit dari 48 kota pesisir besar di seluruh dunia yang disurvei.

Skenario tenggelamnya Jakarta diprediksi semakin parah apabila tidak ada kebijakan untuk menanggulangi krisis iklim di Indonesia. Akibatnya, jutaan orang yang tinggal di kawasan pesisir terancam pindah akibat peningkatan muka air laut. (Foto: Reuters)
Skenario tenggelamnya Jakarta diprediksi semakin parah apabila tidak ada kebijakan untuk menanggulangi krisis iklim di Indonesia. Akibatnya, jutaan orang yang tinggal di kawasan pesisir terancam pindah akibat peningkatan muka air laut. (Foto: Reuters)

Kota pelabuhan Chittagong di Bangladesh Selatan berada pada urutan kedua dalam daftar itu. Ahmedabad di India Barat, Jakarta, dan Yangon, pusat perdagangan Myanmar, juga tenggelam lebih dari 20 milimeter pada tahun-tahun puncak.

“Banyak kota-kota pesisir yang cepat surut ini adalah kota-kota besar yang berkembang pesat di mana terdapat tuntutan ekstraksi air tanah yang besar dan struktur bangunan yang dibangun sangat padat.. Hal ini berkontribusi pada penurunan tanah lokal,” tambah studi itu.

Kota-kota itu tenggelam bukan akibat perubahan iklim, tetapi tim peneliti mengatakan pekerjaan mereka akan memberi wawasan yang lebih baik tentang bagaimana fenomena tersebut akan "memperparah efek kenaikan rata-rata permukaan laut yang didorong oleh iklim".

Pada 2050, menurut Intergovernmental Panel on Climate Change atau Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC), lebih dari satu miliar orang akan tinggal di kota-kota pesisir yang berisiko naik permukaan lautnya. IPCC mengatakan permukaan laut global dapat naik hingga 60 sentimeter pada akhir abad ini, bahkan jika emisi gas rumah kaca berkurang tajam. [uh/ka] [em/ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG