Harga telur telah melonjak ke level tertinggi dalam sejarah di AS dan memusingkan Frank Hilliker, peternak telur di California.
Meskipun ia dan peternak lain di seluruh negara bagian itu tercengang ketika harga produk mereka meningkat, ia mengatakan tidak bisa dipungkiri para peternak juga menderita akibat inflasi dan biaya produksi yang tinggi.
“Harga pakan ternak kami naik hampir dua kali lipat. Kemasan kami naik 25 sampai 40 persen. Bahan bakar naik. Upah buruh naik. Semuanya naik. Jadi sangat sulit. Tapi, selama harga telur kami cukup tinggi untuk membantu membayar semua barang itu, maka kami baik-baik saja," jelasnya.
Alasan lain mengapa harga telur begitu tinggi di AS adalah wabah flu burung yang mencapai rekor.
Virus tersebut telah membunuh hampir 58 juta unggas peliharaan sejak awal 2022. Menurut angka USDA, itu sekitar 7 juta lebih banyak dari rekor sebelumnya.
Tapi Hilliker mengatakan ada tanda-tanda keadaan akan berbalik. “Kami berada dalam posisi yang jauh lebih baik. Banyak peternakan yang terkena flu burung yang harus dimusnahkan telah kembali terisi dan ayam-ayam mulai bertelur, itu sangat baik. Kami melihat semakin sedikit kekurangan di San Diego,” komentarnya.
Meskipun Hilliker yakin harga akan segera turun akhir bulan ini, pelanggan di tokonya masih mengeluhkan harga. “$17 untuk selusin telur? Itu konyol. Saya tidak akan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang saya jelas tahu akibat penetapan harga yang keterlaluan"
“Kadang-kadang saat saya pergi ke toko, saya melihat telur-telur itu dan harganya sangat mahal dan kadang-kadang tidak ada satupun. Mereka akan menjual telur dari ayam yang tidak dikandangkan, yaitu $8-$9 untuk selusin atau sekitar itu, tetapi itu tidak terlalu memengaruhi saya. Saya bisa hidup tanpa telur,” kata seorang pelanggan.
NGO Farm Action yakin ada sesuatu yang lebih jahat yang sedang menyebar selain virus. Organisasi itu meminta Komisi Perdagangan Federal untuk menyelidiki rekor laba tertinggi di perusahaan telur utama untuk tanda-tanda menaikkan harga secara keterlaluan.
Data pemerintah mengatakan konsumen membayar $4,25 untuk selusin telur Desember lalu, yang 138 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Tetapi dalam kuartal yang sama, Cal-Maine Foods, yang menguasai seperlima dari pasar telur ritel, melaporkan penjualan triwulanan naik 110 persen, dan laba kotor tahunan untuk bulan yang berakhir Desember, naik 600 persen.
Dalam sebuah pernyataan, Cal-Maine mengatakan bahwa biaya produksi yang lebih tinggi, serta flu burung, berkontribusi pada harga yang lebih tinggi. [my/ka]
Forum