Tautan-tautan Akses

Harga Minyak $130 per Barel, Saham Wall Street Merosot Tajam


Papan harga bensin di pompa bensin di Englewood, New Jersey, Senin, 7 Maret 2022. Harga bensin melonjak di atas $4 per galon, harga tertinggi yang dihadapi pengendara Amerika sejak Juli 2008. (Foto AP/Seth Wenig)
Papan harga bensin di pompa bensin di Englewood, New Jersey, Senin, 7 Maret 2022. Harga bensin melonjak di atas $4 per galon, harga tertinggi yang dihadapi pengendara Amerika sejak Juli 2008. (Foto AP/Seth Wenig)

Harga saham turun tajam di Wall Street hari Senin (7/3), setelah harga minyak melonjak sehingga mengancam inflasi pada ekonomi dunia.

Saham S&P 500 turun tiga persen, penurunan terbesar dalam 16 bulan, setelah harga satu barel minyak mentah AS melonjak menjadi hampir $120. Hal itu disebabkan kemungkinan Amerika melarang impor minyak dari Rusia.

Pasar luar negeri juga jatuh karena terdampak pada pergerakan minyak. Harga minyak mencapai $130 per barel.

Harga emas di Wall Street juga naik. Dow Jones Industrial Average turun 2,4 persen dan Nasdaq yang sarat teknologi turun 3,6 persen.

Ekspor Turun, Defisit Perdagangan AS Capai Rekor Baru pada Januari

Kenaikan dalam impor minyak dan mobil pada Januari digabungkan dengan penurunan tajam dalam ekspor, menyebabkan kesenjangan perdagangan Amerika melebar lagi pada Januari, menurut data resmi yang dirilis hari Selasa.

Defisit perdagangan di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu meningkat 9,4 persen dibandingkan pada Desember, ke rekor $89,7 miliar, menurut laporan Departemen Perdagangan.

Ekspor turun 1,7 persen menjadi $224,4 miliar, sementara impor naik menjadi $314,1 miliar, tulis laporan itu.

Perusahaan-perusahaan AS berusaha untuk mengisi kembali pasokan yang habis dan mendatangkan suku cadang dan barang-barang yang sulit didapat akibat gangguan pandemi yang berdampak pada rantai pasokan dunia.

"Secara keseluruhan, arus perdagangan berada pada titik tertinggi dalam sejarah," kata Rubeela Farooqi dari High Frequency Economic s dalam sebuah analisis. Namun "defisit akan tetap tinggi untuk saat ini karena permintaan impor yang kuat."

Ekspor jasa seperti sektor perjalanan turun, sementara defisit dalam perdagangan barang juga mencapai rekor, menurut data.

Impor mobil, suku cadang, dan mesin melonjak $1,6 miliar, sementara pembelian minyak mentah dan gas alam naik $1,5 miliar, tetapi barang penting semikonduktor yang dibutuhkan untuk segala hal mulai dari mobil hingga ponsel, turun $600 juta dibandingkan bulan Desember. [ps/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG