Media pemerintah hari Rabu (13/3) melaporkan jumlah babi yang mati ditemukan di sungai Huangpu telah berlipat ganda dalam dua hari ini, sementara para pekerja terus mengamati sungai itu untuk mencari bangkai. Para pejabat setempat masih belum mengetahui apa yang menyebabkan bangkai-bangkai tersebut berada di sumber air minum utama kota di China itu.
Pihak berwenang di Shanghai, pusat keuangan China, mengatakan tanda pengenal pada telinga yang terdapat di sebagian bangkai babi itu, memberi indikasi bangkai tersebut telah terbawa arus sungai dari provinsi tetangga, Zhejiang, dimana terdapat banyak peternakan babi.
Tetapi, pejabat dinas peternakan Zhejiang, Jiang Hao, mengatakan belum tentu babi tersebut datang dari provinsinya, karena tanda pengenal pada telinga babi itu hanya menandakan dimana babi itu lahir.
Tidak jelas bagaimana babi itu mati, walaupun sebagian telah dites positif mengidap “porcine circovirus” penyakit biasa babi yang tidak dapat menular ke manusia.
Pihak berwenang di Shanghai, pusat keuangan China, mengatakan tanda pengenal pada telinga yang terdapat di sebagian bangkai babi itu, memberi indikasi bangkai tersebut telah terbawa arus sungai dari provinsi tetangga, Zhejiang, dimana terdapat banyak peternakan babi.
Tetapi, pejabat dinas peternakan Zhejiang, Jiang Hao, mengatakan belum tentu babi tersebut datang dari provinsinya, karena tanda pengenal pada telinga babi itu hanya menandakan dimana babi itu lahir.
Tidak jelas bagaimana babi itu mati, walaupun sebagian telah dites positif mengidap “porcine circovirus” penyakit biasa babi yang tidak dapat menular ke manusia.
