Tautan-tautan Akses

Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata Israel, dan Tetap Berpegang pada Tuntutan Utama


Warga Palestina memeriksa kerusakan rumah keluarga Tabatibi setelah pemboman Israel di Lingkungan Daraj Gaza pada 12 April 2024. (Foto: AFP)
Warga Palestina memeriksa kerusakan rumah keluarga Tabatibi setelah pemboman Israel di Lingkungan Daraj Gaza pada 12 April 2024. (Foto: AFP)

Hamas, Sabtu (13/4), menolak usulan gencatan senjata Israel. Mereka menyatakan telah menyerahkan tanggapan mereka terkait usulan Israel kepada mediator di Mesir dan Qatar.

Setelah lebih dari enam bulan berperang dengan Israel di Gaza, perundingan masih menemui jalan buntu. Hamas tetap berpegang pada tuntutannya bahwa perjanjian apa pun harus mengakhiri perang.

"Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap aspirasi dan kepentingan nasional rakyat kami: mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan, penarikan pasukan pendudukan dari seluruh Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke tanah dan tempat tinggal mereka, meningkatkan perlindungan terhadap warga Palestina," kata juru bicara Hamas. "Kami mendesak masuknya lebih banyak bantuan dan dukungan, serta memulai proses rekonstruksi."

Israel ingin memastikan sandera yang ditahan oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober itu akan dikembalikan. Namun, mereka menekankan tidak akan menghentikan pertempuran sampai kekuatan militer Hamas berhasil dihancurkan. Mereka juga mengumumkan rencana untuk terus melakukan serangan terhadap Kota Rafah di selatan Gaza, tempat mengungsi lebih dari satu juta warga sipil.

Hamas mengatakan pada Sabtu (13/4) bahwa mereka siap untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel yang akan membebaskan 133 sandera yang diyakini masih ditahan di Gaza. Pembebasan tersebut merupakan imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina yang dipenjara di Israel.

Tidak ada komentar resmi Israel mengenai usulan Hamas itu.

Pernyataan Hamas tersebut muncul beberapa hari setelah Israel membunuh beberapa anggota keluarga Ketua Hamas, Ismail Haniyeh, di Gaza, sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan keluarga sandera bahwa tindakan tersebut akan menggagalkan upaya pembebasan mereka dari Gaza.

Berbicara kepada Reuters di Qatar sehari setelah insiden pembunuhan itu, Haniyeh mengatakan kelompoknya masih mencari kesepakatan. Namun, ia menuduh Israel menunda-nunda dan menghindari tanggapan terkait usulan Hamas.

Seruan global untuk melakukan gencatan senjata semakin meningkat ketika perang memasuki bulan ketujuh. Namun hanya ada sedikit tanda-tanda kemajuan dalam perundingan tersebut.

Hamas menuntut diakhirinya serangan Israel, penarikan pasukan Israel, dan izin bagi warga Palestina yang terlantar di Gaza untuk kembali ke rumah mereka. [ah]

Forum

XS
SM
MD
LG