Tautan-tautan Akses

Hakim Dakwa Bekas Ibu Negara, Mantan PM atas Pembunuhan Presiden Haiti


Mantan Ibu Negara Haiti, Martine Moise, berbicara dalam acara pemakaman suaminya yang terbunuh, mantan presiden Jovenel Moise, di Cap-Haitien, Haiti, pada 23 Juli 2021. (Foto:AP/Matias Delacroix)
Mantan Ibu Negara Haiti, Martine Moise, berbicara dalam acara pemakaman suaminya yang terbunuh, mantan presiden Jovenel Moise, di Cap-Haitien, Haiti, pada 23 Juli 2021. (Foto:AP/Matias Delacroix)

Seorang hakim Haiti yang bertanggung jawab atas penyelidikan pembunuhan presiden terakhir negara Karibia itu, Jovenel Moise, pada 2021, telah mendakwa sekitar 50 orang, termasuk janda mendiang presiden dan mantan perdana menteri negara tersebut, menurut dokumen yang bocor ke media lokal.

Menurut dokumen setebal 122 halaman dari Hakim Walther Wesser Voltaire, yang dipublikasikan AyiboPost, janda dari sang mendiang presiden Martine Moise bersekongkol dengan perdana menteri ketika itu, Claude Joseph, untuk membunuh presiden supaya ia bisa menjadi presiden.

Moise ditembak tewas ketika orang-orang bersenjata masuk ke kamar tidurnya di Port-au-Prince pada malam 7 Juli 2021. Serangan itu menyebabkan ibu negara terluka.

Perintah hakim menyerukan dilakukannya penangkapan dan persidangan terhadap mereka yang dituduh bersalah.

Mantan ibu negara tidak segera menanggapi permintaan komentar kantor berita Reuters, begitu pula Joseph. Di media sosial, Moise mengkritik apa yang ia sebut sebagai penangkapan yang tidak adil dan penganiayaan politik.

Sementara itu, Joseph mengatakan kepada surat kabar Miami Herald bahwa penerus presiden secara de facto, Perdana Menteri Ariel Henry, adalah orang yang paling diuntungkan, dan ia kini "mempersenjatai sistem peradilan Haiti" untuk menganiaya lawan-lawannya dalam "kudeta yang klasik." [ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG