Tautan-tautan Akses

Guinea Perangi Ebola Sementara Senegal Tutup Perbatasannya


Pintu masuk rumah sakit Donka Hospital, tempat penderita virus ebola dirawat, di Conakry 28 Maret 2014.
Pintu masuk rumah sakit Donka Hospital, tempat penderita virus ebola dirawat, di Conakry 28 Maret 2014.

Guinea berpacu untuk mencegah penyebaran virus mematikan Ebola, sementara negara tetangga Senegal telah menutup perbatasan daratnya dengan Guinea di bagian selatan negara itu.

Para pejabat kesehatan di Guinea kini dalam kondisi siaga penuh setelahdikukuhkan terjadi delapan kasus Ebola, termasuk satu kematian di Conakry, ibu kota yang berpenghuni sedikitnya dua juta orang.

Pihak berwenang mengatakan sebelum kasus-kasus itu dikukuhkan di ibukota, sebagian besar orang yang dites positif terjangkit virus Ebola yang mematikan itu tinggal di wilayah pedesaan di Guinea tenggara.

Dalam upaya mencegah virus menyebar di kalangan penduduk negara itu, Senegal telah menutup pelintasan perbatasannya dengan Guinea di Kolda dan Kedougou di wilayah selatan negara itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 70 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya telah terinfeksi di Guinea sejak awal wabah demam yang disertai pendarahan itu.

Para pejabat kesehatan mengatakan 11 orang diduga telah meninggal akibat Ebola dalam beberapa hari terakhir di Liberia dan Sierra Leone.

Para menteri luar negeri dari negara-negara di Afrika Barat mengatakan dalam konferensi pekan lalu bahwa wabah Ebola menimbulkan "ancaman bagi keamanan regional."

Virus Ebola ini sangat mudah menular. Virus ini menyebabkan gejala-gejala termasuk demam tinggi, muntah-muntah, diare dan pendarahan dari mata, telinga, hidung dan mulut.

Para pejabat kesehatan mendesak para petugas kesehatan dan pekerja pemakaman agar mengurangi kontak langsung atau mendekati orang-orang yang mungkin telah terinfeksi.
XS
SM
MD
LG