Tautan-tautan Akses

Gedung Putih: Pengunduran Diri Flynn Karena Faktor 'Kepercayaan'


Presiden AS Donald Trump dan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Flynn, yang mengundurkan diri tanggal 13 Februari 2017 (Foto: dok).
Presiden AS Donald Trump dan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Flynn, yang mengundurkan diri tanggal 13 Februari 2017 (Foto: dok).

Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump meminta Michael Flynn untuk mengundurkan diri sebagai Penasihat Keamanan Nasional karena ia tidak lagi percaya padanya, bukan karena ia melakukan sesuatu yang ilegal.

Pemerintah kini mengakui Flynn menyesatkan wakil presiden tentang pembicaraannya dengan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat. Sebagian anggota kongres berikrar akan melakukan penyelidikan mengenai masalah itu.

Presiden Donald Trump meminta Michael Flynn mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah konferensi pers gabungan hari Senin.

Pemerintah telah menilai tindakan penasihat hukumnya keamanan itu selama beberapa minggu, khususnya tentang mengapa Flynn memberikan informasi yang menyesatkan Wakil Presiden Mike Pence mengenai pembicaraannya lewat telepon dengan duta besar Rusia untuk Amerika bulan Desember lalu.

“Kami sampai pada titik, tidak didasarkan pada masalah hukum, tetapi berdasarkan masalah kepercayaan, di mana tingkat kepercayaan antara Presiden dan Jenderal Flynn telah terkikis ke titik di mana ia merasa harus melakukan perubahan,” kata juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers.

Flynn awalnya mengklaim tidak berbicara dengan duta besar Rusia tentang sanksi terhadap Rusia. Tetapi pada bulan Januari Departemen Kehakiman mengatakan bahwa Flynn melakukan hal itu, dan diperkirakan ada lebih banyak yang terselubung yang tidak diuraikan oleh Spicer.

“Perkembangan dan tingkat kepercayaan yang terkikis sebagai akibat dari situasi ini dan serangkaian kasus yang mengundang pertanyaan merupakan alasan ang menyebabkan presiden meminta pengunduran diri Jenderal Flynn,” lanjutnya.

Gedung Putih mengatakan penasihatnya tidak menemukan kesalahan,dan bahwa Presiden Trump tidak mengetahui apapun tentang pembicaraan Flynn dengan duta besar Rusia mengenai sanksi.

Flynn telah dikritik karena hubungannya yang dekat dengan Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Sebagian anggota kongres menuntut diadakannya penyelidikan.

"Saya kira ada lebih banyak pertanyaan. Kita harus melihat ke mana arahnya. Sekali lagi, jika akan ada penyelidikan formal, saya tahu komunitas intelijen akan menyelidiki semua masalah yang melibatkan Rusia,” kata anggota Kongres dari Partai Republik, Peter King kepada wartawan.

“Pandangan saya selama ini adalah bahwa pemerintahan ini sudah terlalu dekat dengan Rusia, terlalu damai. Putin berusaha memecah NATO. Dia berusaha mengaduk-aduk Uni Eropa. Dia ingin melemahkan lembaga-lembaga demokratis,” kata Charlie Dent, yang juga anggota kongres dari Partai Republik.

Gedung Putih mengatakan selama ini bersikap keras terhadap Rusia, seperti diungkapkan oleh Sean Spicer berikut.

“Presiden Trump telah membuatnya sangat jelas bahwa ia menginginkan pemerintah Rusia mengurangi kekerasan di Ukraina dan mengembalikan Crimea. Pada saat bersamaan, ia sepenuhnya berharap dan ingin bisa bergaul dengan baik dengan Rusia,” kata Sean Spicer.

Presiden Trump kini akan memilih satu dari tiga kandidat yang dimilikinya untuk menggantikan Flynn.

Sementara itu, para pemimpin Senat meramalkan ada kemungkinan besar Komite Intelijen Senat akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi. [lt/ab]

XS
SM
MD
LG