Tautan-tautan Akses

Fokus Kampanye Trump: Perdamaian dan Kemakmuran


Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan memusatkan perhatian pada isu perdamaian dan kemakmuran pada kampanye pemilu sela tahun ini.
Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan memusatkan perhatian pada isu perdamaian dan kemakmuran pada kampanye pemilu sela tahun ini.

Presiden Amerika Donald Trump diperkirakan akan memusatkan perhatian pada isu perdamaian dan kemakmuran ketika ia berkampanye untuk para caleg Partai Republik dalam pemilu sela tahun ini.

Meskipun kedudukan presiden tidak akan dipertarungkan dalam pemilu sela ini, taruhan dalam pemilu November ini sangat besar bagi Trump. Kontrol Partai Republik di kedua majelis – Senat dan DPR – di Kongres, dipertaruhkan; dan kehilangan mayoritas di salah satu atau kedua majelis ini dapat menimbulkan dampak pada terpilih tidaknya kembali Trump dalam pemilu tahun 2020.

Partai Demokrat yang beroposisi berharap akan meraih kursi di DPR tahun ini dan membutuhkan 23 kursi untuk dapat menjadi mayoritas. Sementara peluang untuk menguasai kembali Senat tampaknya jauh lebih kecil karena harus mempertahankan lebih banyak kursi daripada Partai Republik, termasuk di beberapa negara bagian yang mendukung Trump pada tahun 2016.

Trump berharap akan melawan sejarah tahun ini dengan membantu Partai Republik menguasai mayoritas di kedua majelis. Pemilu sela biasanya menjadi tantangan bagi presiden yang baru menjabat selama dua tahun di Gedung Putih, dan tergantung pada tingkat popularitas presiden, hilangnya kursi di DPR bisa berkisar antara 20-30 kursi.

Dalam sebagian besar pidato kampanyenya, Trump memuji kuatnya perekonomian Amerika, dan mengandalkan pencapaiannya di KTT baru-baru ini dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk membentuk citra bahwa ia seorang pencipta perdamaian.

Baca juga: Trump Bela Pencapaian dari Pertemuan Puncak dengan Kim di Singapura

“China luar biasa. Presiden Xi sangat hebat. Presiden Moon, semuanya. Kami semua bekerjasama karena saya,” ujar Trump dalam pernyataannya kepada wartawan di luar Gedung Putih Jumat lalu (15/6). Ia merujuk pada Presiden China Xi Jinping dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. [em/ds]

XS
SM
MD
LG