Perusahaan induk Facebook, Meta, Kamis (7/4) mengatakan orang-orang dari pemerintah Rusia dan lainnya tanpa henti mencoba menggunakan jejaring sosial itu untuk “menyerang” Ukraina. Mereka, kata Meta, melakukan penipuan, peretasan, dan kampanye intimidasi yang terkoordinasi.
Jejaring media sosial telah menjadi salah satu front dalam invasi Rusia ke Ukraina. Media sosial menjadi sarana berbagi informasi yang terkadang menyesatkan tetapi juga memantau langsung salah satu krisis geopolitik terbesar dalam puluhan tahun.
"Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, tim kami telah siaga tinggi untuk mendeteksi dan menghentikan ancaman dan penyalahgunaan platform, termasuk upaya jaringan yang kami hapus sebelumnya untuk kembali," kata Meta dalam laporan ancaman terbarunya.
Lonjakan aktivitas yang menarget Ukraina sesaat sebelum diserang Rusia pada Februari lalu telah menjadi pertempuran yang mengakar, menurut pemimpin tim intelijen ancaman operasi Meta, Ben Nimmo. Taktik mencakup menggunakan akun palsu untuk menyebarkan berita bohong seperti tentara Ukraina menyerah atau menyerukan protes jalanan di Warsawa melawan pemerintah Polandia.
Meta mengatakan telah mengganggu jaringan sekitar 200 akun Facebook di Rusia yang bekerja sama untuk menuduh orang-orang melakukan pelanggaran terhadap kebijakan jejaring sosial itu agar postingan tentang Ukraina dihapus. [ka/ab]
