Tautan-tautan Akses

Dubes AS untuk PBB: Ada Tanda-tanda Postitif Ebola Dapat Dikendalikan di Afika Barat


Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power dalam diskusi Ebola di New York (Foto: dok).
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power dalam diskusi Ebola di New York (Foto: dok).

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power itu mengatakan laju penguburan yang aman dalam kurun waktu 24 jam kini mendekati 100 persen di Sierra Leone.

Duta Besar Amerika untuk PBB mengatakan, ada tanda-tanda positif bahwa wabah Ebola akhirnya bisa dikendalikan di tiga negara Afrika Barat yang paling parah dilanda penyakit itu.

Reporter VOA Victor Beattie melaporkan Samantha Power menilai ini terwujud berkat usaha-usaha bantuan internasional dan kampanye peningkatan kesadaran untuk membantu memperlambat laju penularan. Berikut Laporan selengkapnya.

Dalam penampilannya di acara Face The Nation jaringan televisi CBS, diplomat Amerika itu mengatakan, berkat kehadiran para petugas dari Badan Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) dan militer AS, jumlah penguburan yang aman bagi korban Ebola di ibukota Liberia, Monrovia, meningkat hingga 90 persen. Ia mengatakan, laju penguburan yang aman dalam kurun waktu 24 jam kini mendekati 100 persen di Sierra Leone.

CDC mengatakan hingga 70 persen penularan baru Ebola terjadi selama penguburan orang-orang yang meninggal akibat Ebola karena cairan tubuh mereka masih mengandung virus itu.

"Jadi, bisa Anda bayangkan manfaat yang dihasilkan dalam hitungan hari atau pekan. Perbaikan tingkat penguburan yang aman dalam periode waktu empat hingga lima hari sesungguhnya dicapai berkat komando dan pengawasan Amerika Serikat dan Inggris di Sierra Leone," jelas Samantha Power.

Power, yang baru kembali dari kunjungan ke Liberia, Sierra Leone dan Guinea, mengatakan, kini lebih banyak orang mendapat pengetahuan mengenai bahaya Ebola dan mobilisasi sosial bergerak ke wilayah pedesaan di ketiga negara itu. Ia mengatakan, laju penularan menurun di kawasan-kawasan dimana ada kombinasi antara kehadiran laboratorium bergerak yang melakukan pemeriksaan darah, unit pengobatan dan mobilisasi sosial.

Ketika ditanya mengenai keputusan Kanada melarang masuk pendatang dari Afrika Barat, dubes Amerika itu mengatakan, pemerintahan Obama yakin ada cara lebih baik untuk menjaga keselamatan rakyat Amerika dengan mengatasi persoalan pada sumbernya, yaitu dengan meningkatkan arus ke luar masuk para perawat kesehatan dan pihak-pihak lain yang dapat membantu ke wilayah tersebut.

"Mengingat sejarah panjang antara Amerika dan Liberia, serta persahabatan dan hal-hal baik dengan negara-negara itu, kami tidak ingin melakukan sesuatu yang menghalangi tanggapan terhadap wabah itu. Dan, saya katakan, satu hal yang saya dengar ketika saya berada di wilayah yang terkena wabah adalah sungguh luar biasa: 'Presiden Obama memeluk Nina Pham, perawat yang sembuh dari Ebola setelah dirawat di rumah sakit Texas-Presbyterian di Dallas'. Salah satu pesan yang saya dengar adalah: Kita perlu seluruh dunia bertindak seperti Obama yang memeluk Nina Pham. Dan, saat ini, Amerika Serikat merangkul erat negara-negara yang terkena wabah. Negara-negara lain perlu melakukan hal serupa,” lanjuta Samantha Power.

Power mengatakan yang paling dibutuhkan saat ini adalah para pekerja kesehatan. Ia mengatakan, pusat-pusat pengobatan Ebola yang dibangun oleh Amerika hanya akan memiliki jumlah staf yang memadai selama saru bulan. Ia juga mengatakan, Amerika perlu memberi insentif pada orang-orang luar biasa yang berani masuk ke wilayah itu untuk membantu, dan kemudian menyambut mereka dengan penghormatan dan penghargaan tinggi sewaktu mereka pulang.

Ada sejumlah kontroversi di Amerika menyangkut keputusan yang diambil beberapa negara bagian yang mengharuskan karantina selam 21 hari bagi para pekerja kesehatan yang pulang dari Afrika Barat. Diplomat Amerika itu mengatakan, ia sendiri mengecek suhu tubuhnya dua kali sehari dan melaporkannya ke petugas kesehatan di negara bagian New York.

XS
SM
MD
LG