Tautan-tautan Akses

2 Bom Guncang Ibukota Mesir, 5 Tewas


Petugas kepolisian Mesir dan masyarakat setempat berkumpul di depan gedung Markas Besar Kepolisian Pusat Mesir di Kairo yang hancur pasca serangan bom, Jumat (24/1).
Petugas kepolisian Mesir dan masyarakat setempat berkumpul di depan gedung Markas Besar Kepolisian Pusat Mesir di Kairo yang hancur pasca serangan bom, Jumat (24/1).

Para pejabat Mesir mengatakan dua pemboman di Kairo telah menewaskan sedikitnya lima orang, sehari sebelum peringatan tiga tahun pergolakan yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Mobil-mobil ambulans bergegas ke markas besar kepolisian pusat di Kairo hari Jumat (24/1), setelah terjadi ledakan yang merusak berat bangunan di sana. Ledakan di pagi buta itu terdengar di seluruh pelosok ibukota. Para saksi mata melaporkan mereka juga mendengar suara-suara tembakan.

Dalam ledakan pertama, pihak berwenang mengatakan seorang pembom bunuh diri menggunakan mobil menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai hampir 50 orang lainnya di luar markas kepolisian di pusat kota Kairo.

Beberapa jam kemudian, ledakan lain di seberang Sungai Nil di luar stasiun kereta bawah tanah di kompleks Dokki menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya. Kedua ledakan itu terjadi Jumat pagi (24/1) – hari pertama akhir pekan di Mesir – ketika jalan-jalan umumnya kosong.

Belum ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas kedua ledakan itu, meskipun militan Islamis telah dipersalahkan atas sejumlah serangan terhadap pasukan keamanan sejak militer negara itu menggulingkan Presiden Mohamed Morsi bulan Juli.

Otoritas keamanan dan para analis telah memperingatkan tentang potensi meningkatnya kekerasan demikian. Jihadis, banyak di antaranya berbasis di Semenanjung Sinai Mesir, telah meningkatkan serangan terhadap sasaran-sasaran keamanan dan militer sejak penggulingan presiden Islamis Mohamed Morsi tahun lalu.

Pihak militer juga telah meningkatkan operasi terhadap militan, sementara serangan- serangan yang dilakukan oleh militan telah merembet ke luar wilayah Sinai yang sebagian besar tidak berhukum.

Gambar-gambar televisi dari serangan pertama menunjukkan kerusakan luas markas polisi, dengan jendela dan dinding jebol dan lubang besar di jalan. Ledakan itu juga merusak Museum Islam di dekatnya.

Presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, Mohammed Morsi berkuasa setelah penggulingan Hosni Mubarak, presiden dukungan militer yang lama memerintah negara itu.

Ikhwanul Muslimin pimpinan Morsi telah membantah tuduhan pemerintah bahwa pihaknya ikut berperan dalam serangan-serangan itu. Tetapi organisasi ini terus mengadakan protes anti-pemerintah yang sebagian di antaranya telah berubah menjadi kekerasan.

Ikhwanul Muslimin dan pemerintah sementara Mesir telah sama-sama menyerukan demonstrasi hari Sabtu, yang bertepatan dengan tiga tahun gerakan protes massa di negara itu, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bentrokan baru.

Pemerintah menggolongkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris setelah pemboman bulan September terhadap sebuah direktorat keamanan di Mansoura, kota di utara Kairo, di mana 15 orang tewas.

Kelompok terkait al-Qaida Ansar Beit al-Maqdis mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut, dan sebagian besar serangan-serangan lainnya yang katanya merupakan pembalasan atas tindakan keras pemerintah terhadap kalangan Islamis.
XS
SM
MD
LG