Tautan-tautan Akses

DPR AS Kecam Media Sosial atas Tayangan Iklan Politik


Senator Chris Coons (kiri) berbicara sementara seorang asistennya menayangkan sebuah poster yang menampilkan contoh iklan Facebook yang menyesatkan dalam sidang dengar pendapat Komite Hukum di Capitol Hill, Washington DC, 31 Oktober 2017.
Senator Chris Coons (kiri) berbicara sementara seorang asistennya menayangkan sebuah poster yang menampilkan contoh iklan Facebook yang menyesatkan dalam sidang dengar pendapat Komite Hukum di Capitol Hill, Washington DC, 31 Oktober 2017.

Kecaman keras dilayangkan kepada perwakilan Facebook, Google dan Twitter pada rapat dengar pendapat hari kedua di DPR Amerika, Rabu (1/11).

Komite Intelijen DPR pada Rabu merilis sejumlah iklan Facebook yang terkait dengan usaha Rusia untuk mengganggu proses politik Amerika dan menimbulkan ketegangan seputar isu sosial yang sensitif seperti Islam, ras dan pengawasan senjata.

“Iklan pertama di belakang saya - 'Black Matters' - disodorkan pada kita dari St. Petersburg dan disukai lebih dari 224.000 orang. Iklan kedua menarik lebih dari 135.000 pengikut Facebook,” kata Adam Schiff, salah seorang anggota DPR, menunjukkan beberapa contoh iklan tersebut.

Meski mengakui platformnya telah disalahgunakan pelaku-pelaku dari negara asing, Pengacara Facebook mengatakan para pelaku disinformasi asing sangat menguasai jejaring sosial media.

“Orang-orang ini bukan amatir dan menegaskan ancaman yang kita hadapi dan mengapa kami begitu fokus mengatasinya demi masa yang akan datang,” kata Colin Stretch, Pengacara Facebook, menegaskan.

Anggota DPR dari Negara Bagian Texas, Mike Coneway, menegaskan iklan dan konten itu telah menyesatkan rakyat Amerika.

“Tidak ada yang melihat iklan itu bisa membedakan antara pengikut kelompok sayap kiri, kelompok sayap kanan yang mungkin mencoba menyampaikan pesan yang sama persis dengan gambar tersebut,” ujar Coneway.

Sementara itu Senator Dianne Feinstein dari California yang tidak bisa menutupi kecewaannya atas kurangnya upaya perusahaan-perusahaan teknologi, menekankan tanggung jawab terkait materi yang dipasang pada situs mereka.

"Anda telah menciptakan platform ini, dan sekarang disalahgunakan. Anda yang harus melakukan sesuatu mengenai hal itu - atau kami [Kongres] akan melakukannya,” kata Feinstein.

Dinas intelijen Amerika mengatakan penggunaan media sosial oleh Rusia merupakan bagian dari upaya berskala luas untuk mempengaruhi pemilihan presiden 2016 untuk mendukung kandidat Partai Republik Donald Trump.

Banyak iklan yang diungkapkan pada Rabu bertujuan untuk menciptakan kebingungan dan kemarahan di kalangan pengguna Facebook, dalam beberapa kasus mendorong mereka untuk menghadiri demonstrasi, mendukung atau melawan kegiatan politik serta menggunakan berita nyata sebagai dasar serangan terhadap kandidat politik. [my]

XS
SM
MD
LG