Tautan-tautan Akses

Clinton Tak Akan Berpidato, Pendukung Diminta Pulang


John Podesta, ketua kampanye Hillary Clinton, mengumumkan bahwa kandidat presiden dari Partai Demokrat itu tidak akan berpidato di Jacob Javits Center di New York (9/11), karena suara masih dihitung. (AP/Patrick Semansky)
John Podesta, ketua kampanye Hillary Clinton, mengumumkan bahwa kandidat presiden dari Partai Demokrat itu tidak akan berpidato di Jacob Javits Center di New York (9/11), karena suara masih dihitung. (AP/Patrick Semansky)

Jauh sebelum Podesta tampil, para pendukung Clinton yang sebelumnya memadati Jacob Javitz Convention Center di New York sudah meninggalkan lokasi acara.

Ketua tim kampanye Hillary Clinton, John Podesta meminta semua pendukung dan simpatisan Partai Demokrat untuk bersabar menunggu hasil penghitungan suara yang masih belum selesai, pulang dan beristirahat.

Podesta tampil sekitar jam 2 dini hari Rabu (9/11) ketika proses penghitungan suara masih berlangsung. Belum ada kepastian siapa yang memenangkan pertarungan untuk menjadi orang nomor satu di Gedung Putih, tetapi banyak pihak menilai Clinton sudah tidak bisa mengejar ketertinggalan perolehan suara elektoral yang sudah diraih calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.

Berbeda dengan pemilihan-pemilihan umum sebelumnya dimana pihak yang kalah menyampaikan pidato mengakui kekalahannya dan memberikan ucapan selama kepada yang menang, maka kali ini Podesta yang tampil dan bukan Clinton.

Pernyataan yang disampaikan Podesta pun lebih bersifat informatif dan tidak menyampaikan kepastian tentang sikap Clinton melihat hasil penghitungan suara sejauh ini.

Ia mengatakan tim kampanye Clinton akan tetap memperjuangkan apa yang selama ini diupayakan dalam kampanye.

“Tapi malam ini saya minta Anda semua pulang dan beristirahat. Besok kita lihat hasil penghitungan suara dan kami akan memberikan pernyataan."

Tetapi jauh sebelum Podesta tampil, para pendukung Clinton yang sebelumnya memadati Jacob Javitz Convention Center di New York sudah meninggalkan lokasi acara.

Salah seorang di antaranya adalah Donna Hall, warga Chicago yang mengatakan khusus datang ke New York untuk melihat langsung saat-saat bersejarah ketika Amerika memilih seorang perempuan untuk pertama kalinya menjadi presiden.

Ditemui VOA di luar ruang auditorium, Donna tidak lagi bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dengan berlinang air mata ia mengatakan tidak lagi bisa membayangkan wajah Amerika ke depan.

“Saya kehilangan anak laki-laki saya tahun 2013, yang ditembak orang tidak dikenal dari belakang dalam perkelahian di kafe. Saya berharap banyak pada Clinton. Saya berharap tidak ada lagi kekerasan senjata api. Saya berharap warga kulit hitam bisa hidup lebih baik. Tapi saya tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Saya benar-benar tidak bisa menyebut Presiden Donald Trump, tidak bisa!” tegas Donna.

Hal senada disampaikan penyanyi legendaris Cher. Kepada VOA, Cher mengatakan tidak tahu apa yang menyebabkan kekalahan Clinton.

“Lihat saja betapa antusiasnya orang-orang datang ke TPS atau memberi dukungan selama ini. Ke mana suara mereka? Tapi apa pun yang terjadi, saya sudah bersama Clinton sejak awal. Saya akan tetap bersamanya hingga saat-saat akhir ini," ujarnya.

XS
SM
MD
LG