Tautan-tautan Akses

Rusia, China Jalin Hubungan Lebih Erat


Presiden Rusia Vladimir Putin menerima diplomat tinggi China Wang Yi di Moskow hari Rabu (22/2).
Presiden Rusia Vladimir Putin menerima diplomat tinggi China Wang Yi di Moskow hari Rabu (22/2).

Rusia dan China, Rabu, menjalin hubungan yang lebih erat. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hubungan antara kedua negara mencapai "batasan baru", bahkan ketika Amerika menyampaikan keprihatinan bahwa China akan memasok senjata ke Rusia guna membantu upaya perangnya melawan Ukraina.

China telah menolak untuk mengkritik invasi Rusia selama setahun ini ke Ukraina tetapi membantah memberikan dukungan militer kepada pasukan Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pejabat-pejabat China telah membahas isu ini dan “malah, pada kenyataannya, membantahnya dengan keras. Tidak ada yang perlu ditambahkan di sini."

Putin juga menyambut baik kedatangan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke Kremlin.

“Hubungan internasional kini lebih sulit. Hubungan itu tidak membaik setelah runtuhnya sistem bipolar, tetapi sebaliknya menjadi semakin tajam. Dalam hal ini, kerja sama di arena internasional antara Republik Rakyat China dan Federasi Rusia, seperti yang kami tekankan berulang kali, berperan penting dalam menstabilkan situasi internasional," kata Putin.

Kepada Wang Yi, Putin mengatakan bahwa ia menantikan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Rusia dan bahwa perdagangan bilateral antara kedua negara akan segera mencapai $200 miliar per tahun, naik dari $185 miliar tahun lalu. “Semuanya maju, berkembang. Kami mencapai batas baru," imbuh Putin.

Pada awal pembicaraannya dengan Wang, Putin memuji hubungan antara kedua negara. Dengan meningkatnya ketegangan dunia, kata Putin, “kerjasama antara Republik Rakyat China dan Federasi Rusia di arena global sangat penting untuk menstabilkan situasi internasional.”

Wang, melalui seorang penerjemah, memberi tahu Putin bahwa hubungan kedua negara tidak untuk melawan pihak ketiga mana pun, tetapi "tidak akan menyerah pada tekanan dari pihak ketiga." Ini adalah pukulan tajam ke Amerika setelah Menlu AS Antony Blinken memperingatkan Wang akhir pekan lalu konsekuensi yang tidak ditentukan jika China memberi dukungan senjata mematikan untuk upaya perang Rusia.

China-Rusia Sepakat Stabilitas di Asia-Pasifik harus Ditegakkan

Sementara, China mengatakan hari Rabu (22/2) bahwa diplomat tingginya, Wang Yi, bertemu dengan Kepala Keamanan Rusia di Moskow. Kedua pihak sepakat bahwa perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik harus ditegakkan dengan tegas.

Diplomat senior China Wang Yi berbincang dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam kunjungan di Moskow (22/2).
Diplomat senior China Wang Yi berbincang dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam kunjungan di Moskow (22/2).

Wang bertemu dengan para pemimpin Mekanisme Konsultasi Keamanan Strategis China-Rusia, dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev. Kedua pihak membahas cara-cara untuk meningkatkan tata kelola dunia, menurut pernyataan dari kementerian luar negeri China.

“Pembicaraan kami tentang keamanan strategis adalah salah satu jalur yang sangat bermanfaat antara kedua negara kami, yang berperan penting dan unik dalam memperkuat kepercayaan dan kerja sama di bawah situasi internasional yang terus berubah,” kata Wang.

Pasokan senjata China ke Rusia akan mengancam dan berpotensi meningkatkan perang Ukraina menjadi konfrontasi antara Rusia dan China di satu pihak, dan Ukraina serta aliansi militer NATO pimpinan AS di lain pihak.

China, Rusia Sepakat Perdamaian dan Stabilitas Asia-Pasifik Harus Ditegakkan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:54 0:00

Juru bicara Kremlin, Dmitrry Peskov mengatakan, “Setelah berita Rusia membatalkan START yang baru, kami melihat reaksi pertama: cukup terkonsolidasi dari pihak-pihak yang mewakili Barat. Reaksi ini tentu saja tidak memberi kami alasan untuk berharap akan ada kesediaan berdialog atau berunding. Namun di sisi lain, waktu berlalu, keadaan berubah, dan sangat penting bagi Rusia untuk memastikan keamanannya sendiri, termasuk masalah stabilitas dan pengendalian senjata.”

China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, salah satu sumber utama pendapatan kas Moskow. [ka/ps/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG