Tautan-tautan Akses

China Minta Dukungan Internasional dalam Perang Lawan Terorisme


Polisi dan paramiliter bersenjata berpatroli dekat stasiun kereta api Kunming, tempat serangan penusukan yang menewaskan lebih dari 30 orang. (AP/Alexander F. Yuan)
Polisi dan paramiliter bersenjata berpatroli dekat stasiun kereta api Kunming, tempat serangan penusukan yang menewaskan lebih dari 30 orang. (AP/Alexander F. Yuan)

Imbauan itu diserukan setelah penyerang bertopeng yang bersenjatakan pedang membunuh lebih dari 30 orang di sebuah stasiun kereta api di kota Kunming.

China mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan “pengertian dan dukungan yang lebih besar” dalam apa yang digambarkannya sebagai perang melawan terorisme.

Imbauan itu diserukan setelah penyerang bertopeng yang bersenjatakan pedang membunuh sedikitnya 30 orang orang dan mencederai 130 lainnya di sebuah stasiun kereta api di kota Kunming, China barat daya.

Beijing menuduh militan dari daerah barat laut, Xinjiang, yang melakukan serangan itu. Penduduk daerah Xinjiang, yang sebagian besar etnik minoritas Uighur Muslim, mengeluhkan penindasan oleh pemerintah.

Kerusuhan yang melibatkan Uighur biasa terjadi di Xinjiang. Selama bertahun-tahun pemerintah telah dengan cepat mencap kekerasan demikian – biarpun kerusuhan di jalan-jalan atau tembak-menembak dalam penggrebekan polisi – sebagai serangan teroris.
XS
SM
MD
LG