Tautan-tautan Akses

China Hentikan Perluasan di Perairan yang Diklaim Filipina


Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano (kiri) berjabat tangan dengan Menlu China Wang Yi di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China, 21 Maret 2018.
Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano (kiri) berjabat tangan dengan Menlu China Wang Yi di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China, 21 Maret 2018.

Sikap Presiden Filipina yang lunak terhadap perluasan China di laut yang disengketakan sementara khawatir akan tentangan rakyat Filipina, telah menghentikan perluasan China lebih jauh ke daerah yang diklaim Filipina, kata para analis.

Ketika Presiden Filipina Rodrigo Duterte mulai memperbaiki hubungan dengan China menjelang akhir tahun 2016, para pakar maritim dan sebagian rakyat biasa Filipina khawatir bahwa Beijing akan meluas dengan bebas di perairan yang diklaim Filipina sebagai imbalan bantuan ekonomi dari China.

China mempunyai ekonomi yang kedua terbesar di dunia dan militer yang ketiga terkuat. China mengklaim 90 persen laut China Selatan, lebih dari negara-negara lain yang mengklaim sebagian laut tersebut.

Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano mengatakan hari Jumat bahwa pemerintah Filipina sedang berusaha memahami apakah China akan memasang misil penjelajah anti-kapal dan misil dari darat ke udara di tiga pulau yang terletak di Spratly Island laut China selatan, yang boleh dikatakan di bawah kekuasaan China, kata laporan media Filipina.

Masalah ini kemungkinan akan menghilang, kata para pakar. Beijing telah mundur dari beberapa usaha perluasan pada masa jabatan Duterte, kata mereka menambahkan. [gp]

Recommended

XS
SM
MD
LG