Tautan-tautan Akses

China akan Balas Jika AS Pasang Rudal Jarak Menengah di Asia-Pasifik


Peluncuran sistem anti-misil Aegis milik militer AS dari Fasilitas Peluncuran Pasifik di Kauai di Hawaii yang kemudian mencegat misil jarak menengah, 10 Desember 2018.
Peluncuran sistem anti-misil Aegis milik militer AS dari Fasilitas Peluncuran Pasifik di Kauai di Hawaii yang kemudian mencegat misil jarak menengah, 10 Desember 2018.

China, Selasa (6/8), mengatakan “tidak akan tinggal diam” dan akan mengambil tindakan balasan kalau Amerika memasang rudal-rudal jarak menengah di kawasan Asia-Pasifik, yang katanya akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

Pernyataan direktur bagian pengawasan senjata Departemen Luar Negeri China, Fu Cong, itu menyusul penarikan Amerika minggu lalu dari perjanjian senjata nuklir jarak menengah dengan Rusia. Kata Fu tindakan itu akan berdampak langsung pada stabilitas keamanan global, termasuk keamanan di Eropa dan di kawasan Asia-Pasifik.

Fu mengatakan China, khususnya, prihatin tentang rencana Amerika untuk mengembangkan dan menguji-coba rudal jarak menengah di kawasan Asia-Pasifik, seperti dikatakan seorang pejabat Amerika.

“China tidak akan berdiam diri dan akan terpaksa mengambil tindakan balasan kalau Amerika memasang rudal-rudal jarak menengahnya di bagian bumi ini,” kata Fu kepada para wartawan yang diundang untuk menghadiri briefing khusus.

Ia juga memperingatkan negara-negara lain, khususnya Korea Selatan, Jepang dan Australia “untuk berhati-hati” dan jangan membiarkan Amerika memasang senjata-senjata itu di kawasan mereka, “karena hal itu tidak akan menguntungkan negara yang bersangkutan.”

Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper mengatakan minggu lalu ia ingin memasang rudal-rudal konvensional di kawasan Asia-Pasifik dalam waktu beberapa bulan ke depan.

Fu juga mengatakan China tidak punya niat untuk ikut dalam perundingan pengurangan senjata antara Amerika dan Rusia, karena adanya selisih besar dalam persediaan senjata nuklir China dibanding yang dimiliki Amerika dan Rusia.

China diperkirakan punya 290 hulu ledak nuklir yang terpasang, dibanding Rusia yang punya 1.600 dan Amerika 1.750, menurut angka yang dihimpun oleh Federation of American Scientists. [ii/ft]

XS
SM
MD
LG