Tautan-tautan Akses

Bill Gates, Warren Buffet Desak Miliarder India Sumbang Lebih untuk Amal


Pendiri Microsoft Bill Gates dan isterinya, Melinda, bercakap-cakap dengan penduduk kawasan Danapur di dekat kota Patna, India, Rabu (23/3).
Pendiri Microsoft Bill Gates dan isterinya, Melinda, bercakap-cakap dengan penduduk kawasan Danapur di dekat kota Patna, India, Rabu (23/3).

Bill Gates dan Warren Buffet melakukan kampanye filantropi ke India, negara yang memiliki jumlah bilyuner terbanyak setelah Amerika dan Tiongkok.

Dua orang terkaya di dunia, Bill Gates dan Warren Buffet, melakukan kampanye filantropi ke India, negara yang memiliki jumlah miliarder terbanyak di dunia setelah Amerika dan Tiongkok, tapi memiliki lebih sedikit orang yang mau menyumbangkan kekayaan pribadinya.

Pada pertemuan hari Kamis dengan para miliarder India, konglomerat di bidang piranti lunak Bill Gates dan penanam modal Warren Buffet akan memusatkan pada inisiatif yang disebut "Giving Pledge" (Komitmen untuk Memberi) yang mendesak para konglomerat untuk menyumbang paling tidak setengah dari kekayaan mereka untuk amal. Buffet mengatakan mereka berencana untuk bertukar pendapat tentang berbagai gagasan dan usaha filantropi mereka.

“Ini adalah gagasan baru yang berlangsung kurang dari dua tahun," kata Buffet. "Kami menemukan di Amerika, ada sejumlah orang menyukai gagasan untuk belajar bagaimana tidak hanya memberi dalam jumlah besar, tapi melakukan itu secara lebih bermakna dan kami semua dapat belajar satu sama lain.”

Tapi, masih ada sejumlah keraguan mengenai keberhasilan proyek dua konglomerat Amerika ini di India.

Pesatnya ekonomi India meningkatkan kekayaan orang di negara ini dengan luar biasa. Menurut majalah Forbes, dua dari 10 orang terkaya di dunia adalah orang India. Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini merupakan tempat berkumpulnya 55 bilyuner.

Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh konsultan global Bain and Company menemukan bahwa sumbangan amal yang diorganisasi oleh orang-orang kaya dan perusahaan India belum memberikan dampak. Studi tersebut menunjukkan sumbangan amal di India sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika atau Inggris. Menurut studi, kelas yang paling kaya memiliki tingkat terendah dalam memberi, dengan hanya memberi donasi hanya 1,6 persen dari pendapatan mereka untuk amal.

Penulis studi mengatakan hal tersebut terjadi karena kebanyakan kekayaan itu baru diperoleh, sehingga mereka sulit untuk berbagi.

Media lokal sering menggambarkan keheranan atas keengganan para konglomerat dalam membantu mengentaskan kemiskinan di negara yang 455 juta penduduknya berpenghasilan kurang dari 10.000 rupiah per hari.

Namun, beberapa perubahan sudah terjadi. Pada bulan Desember, konglomerat piranti lunak, Aziz Premji, memberikan sumbangan sebesar dua miliar dolar untuk sebuah yayasan pendidikan. Sekelompok orang lain juga membuat komitmen amal yang jumlahnya besar.

Sebagian orang menekankan bahwa India sudah lama memiliki budaya memberi, dengan orang-orang sering membantu tugas rumah tangga atau menyumbang ke komunitas lokal dan organisasi keagamaan.

XS
SM
MD
LG