Tautan-tautan Akses

Biden Ungkap Kebijakan untuk Atasi Kesenjangan Kesejahteraan Antar-Ras


Presiden Joe Biden menyampaikan kata sambutan dalam peringatan 100 tahun pembantaian orang-orang kulit hitam di Tulsa, di Greenwood Cultural Center di Tulsa, Oklahoma, Selasa, 1 Juni 2021.
Presiden Joe Biden menyampaikan kata sambutan dalam peringatan 100 tahun pembantaian orang-orang kulit hitam di Tulsa, di Greenwood Cultural Center di Tulsa, Oklahoma, Selasa, 1 Juni 2021.

Pada Selasa (1/6), Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang sedang menjabat yang memperingati peristiwa penghancuran komunitas kulit hitam yang makmur oleh gerombolan warga kulit putih. Insiden itu menyebabkan 300 orang tewas dan 10.000 kehilangan tempat tinggal.

“Hanya karena sejarah diam, itu tidak berarti tidak terjadi,” kata Biden dalam sambutannya kepada para penyintas pembantaian dan keluarga mereka di Greenwood Cultural Center.

“Beberapa ketidakadilan sangat keji, sangat mengerikan, sangat menyedihkan, dan tidak dapat dikubur, tidak peduli seberapa keras orang mencobanya," ujarnya.

Michelle Brown-Burdex, program koordinator Greenwood Cultural Center, menemani Presiden Joe Biden meninjau Greenwood Cultural Center untuk menandai peringatan 100 tahun pembantaian massal di Tulsa, Selasa, 1 Juni 2021.
Michelle Brown-Burdex, program koordinator Greenwood Cultural Center, menemani Presiden Joe Biden meninjau Greenwood Cultural Center untuk menandai peringatan 100 tahun pembantaian massal di Tulsa, Selasa, 1 Juni 2021.

Seratus tahun yang lalu pada 31 Mei dan 1 Juni, Greenwood, sebuah lingkungan yang kemudian ketika itu dikenal sebagai Black Wall Street, dijarah dan dibakar habis oleh penduduk kulit putih Tulsa. Aksi itu mendapat dukungan dari Departemen Kepolisian Tulsa yang hampir semuanya berkulit putih.

Pembantaian itu dipicu oleh tuduhan bahwa seorang pria kulit hitam berusia 19 tahun telah menyerang seorang gadis kulit putih berusia 17 tahun di dalam lift.

Selama berpuluh tahun setelah pembantaian, serangan dengan kekerasan tersebut ditutup-tutupi dan tidak dikenal secara nasional. Namun, seiring dengan wacana nasional yang semakin terfokus pada isu rasisme sistemik dan kekerasan polisi, insiden tersebut mendapat lebih banyak perhatian di media dan budaya pop.

Biden bertemu dengan tiga anggota korban pembantaian yang masih hidup – Viola “Mother” Fletcher, Hughes “Uncle Red” Van Ellis dan Lessie “Mother Randle” Benningfield Randle. Ketiganya sekarang berusia lebih dari 100 tahun.

Foto dari Pembantaian Ras Tulsa ditayangkan di layar dalam pemutaran film documenter untuk memperingati 100 tahun penghancuran komunitas warga Kulit Hitam di Tulsa, Oklahoma, 26 Mei 2021.
Foto dari Pembantaian Ras Tulsa ditayangkan di layar dalam pemutaran film documenter untuk memperingati 100 tahun penghancuran komunitas warga Kulit Hitam di Tulsa, Oklahoma, 26 Mei 2021.

“Rekan-rekan Amerika saya, ini bukan kerusuhan. Ini pembantaian,” kata Biden, setelah mengheningkan cipta bagi para korban.

Presiden Biden mengumumkan langkah-langkah untuk mempersempit kesenjangan kesejahteraan antar-ras. Pemerintahannya berencana akan menginvestasikan puluhan miliar dolar di komunitas yang kurang beruntung, memperluas kontrak federal dengan bisnis milik kalangan minoritas dan mencabut dua aturan era Trump yang membatasi praktik perumahan yang adil.

Peringatan seratus tahun sejak pembantaian di Tulsa, Oklahoma, itu terjadi lebih dari setahun sejak kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam, di tangan seorang polisi kulit putih. Kematian Floyd memicu gerakan Black Lives Matter di AS dan di seluruh dunia. [lt/fft]

XS
SM
MD
LG