Tautan-tautan Akses

Biden Umumkan Bantuan COVID-19 untuk India


Tempat-tempat pembakaran jenazah darurat untuk mengkremasi jenazah pasien COVID-19 di sebuah lapangan di New Delhi, India, Sabtu, 24 April 2021. AP Photo/Altaf Qadri)
Tempat-tempat pembakaran jenazah darurat untuk mengkremasi jenazah pasien COVID-19 di sebuah lapangan di New Delhi, India, Sabtu, 24 April 2021. AP Photo/Altaf Qadri)

Di tengah kecaman soal lambatnya tanggapan Amerika terhadap krisis COVID-19 di India, Presiden Joe Biden mengirim sejumlah besar bantuan penting untuk India, yang sedang kewalahan mengatasi gelombang kedua pandemi virus mematikan itu.

Tumpukan kayu bakar yang digunakan di berbagai krematorium di India menunjukkan bagaimana hampir 200.000 orang telah meninggal akibat virus corona. Di New Delhi, sebuah lapangan parkir diubah menjadi krematorium di mana warga mengatakan mereka tidak pernah melihat fenomena seperti ini.

Banyak keluarga di rumah sakit, seperti di Bareilly, berdebat dengan perawat dan dokter ketika orang-orang yang mereka kasihi sekarat karena ketidaktersediaan oksigen.

Presiden Joe Biden mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi Senin lalu (26/4), dan bahwa Amerika akan segera mengirim serangkaian besar bantuan khusus yang dibutuhkan negara itu.

Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington, D.C. (AP Photo/Andrew Harnik)
Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington, D.C. (AP Photo/Andrew Harnik)

“Kami mengirim suku cadang mekanis yang sangat dibutuhkan untuk piranti pembuatan vaksin. Kami juga membahas dan saya sudah membahas sebelumnya dengan Perdana Menteri Modi, soal kapan kami dapat mengirim vaksin ke India. Saya berniat melakukan hal ini,” jelasnya.

Biden mengatakan Amerika perlu segera memastikan bahwa vaksin-vaksin lain, seperti Novavax yang telah disetujui untuk digunakan, dan membaginya dengan negara-negara seperti India, yang sangat membutuhkannya.

Pentagon Mobilisir Pengiriman Bantuan

Juru Bicara Departemen Pertahanan John Kirby mengatakan Pentagon sedang memobilisasi pengiriman bantuan untuk India itu.

Para kerabat dari seorang pasien COVID-19 yang meninggal menyalakan api di tempat pembakaran jenazah di sebuah krematorium di Jammu, India, Senin, 26 April 2021. (Foto: Channi Anand/AP)
Para kerabat dari seorang pasien COVID-19 yang meninggal menyalakan api di tempat pembakaran jenazah di sebuah krematorium di Jammu, India, Senin, 26 April 2021. (Foto: Channi Anand/AP)

“Departemen Pertahanan bekerja sama erat dengan badan-badan lain di Amerika untuk segera mengirimkan oksigen dan piranti yang terkait dengan hal itu, uji medis cepat COVID-19, perlengkapan perlindungan pribadi APD dan bahan-bahan penting lain yang dibutuhkan mitra-mitra kita di India,” jelasnya.

Ditambahkannya, Amerika juga akan menyediakan dukungan bagi petugas kesehatan India di garis depan.

Aktivis HAM Serukan Penangguhan HAKI

Seiring lonjakan dramatis kasus COVID-19 di India, aktivis-aktivis HAM mengatakan dalam pertemuan mereka minggu depan, mereka akan mendesak anggota-anggota Organisasi Perdagangan Dunia WTO guna menghapus untuk sementara waktu, hak atas kekayaan intelektual. Ini penting agar lebih banyak negara memiliki akses pada vaksin COVID-19.

Sarah Holewinski di Human Rights Watch mengatakan, “Tetapi tentu saja pemerintahan Biden akan berada dalam posisi - 'ini krisis... India kini memiliki lebih dari 300.000 kasus baru setiap hari, kami akan menangguhkan untuk sementara waktu hak atas kekayaan intelektual dan memastikan mereka dapat memproduksi sebanyak mungkin vaksin.”

Kerabat menunggu di samping pasien COVID-19 yang terbaring di atas tandu di kompleks rumah sakit untuk masuk di New Delhi, India, 23 April 2021. (Foto: Maude BRULARD / AFP)
Kerabat menunggu di samping pasien COVID-19 yang terbaring di atas tandu di kompleks rumah sakit untuk masuk di New Delhi, India, 23 April 2021. (Foto: Maude BRULARD / AFP)

Pakar lain mengatakan krisis di India ini menuntut tanggapan global, seperti bantuan medis dari Inggris, yang mulai tiba di New Delhi. Brian Katulis di Center for American Progress mengatakan, “Negara-negara lain di Eropa dan China perlu membantu India mengatasi krisis ini, karena akan ada jumlah kematian yang mengerikan akibat pandemi ini.”

Para analis mengatakan gambaran mengejutkan di India saat ini mungkin akan mengubah pandangan soal bagaimana membagi vaksin dan obat-obatan yang dapat menyelamatkan jiwa lainnya.

115 Orang Meninggal di India Tiap Jam Akibat COVID-19

Kementerian Kesehatan India mengatakan sekitar 115 warga meninggal setiap jam akibat virus mematikan itu. Hari Selasa lalu (27/4) saja jumlah kematian mencapai 2.771 orang. Sementara hingga laporan ini disampaikan Rabu sore (28/4) sudah hampir 3.000 orang meregang nyawa. Total korban terjangkit mencapai 18,3 juta orang, termasuk hampir 204.000 orang meninggal dunia.

Reaksi seorang kerabat dari pasien COVID-19 yang meninggal di krematorium di Jammu, India, Minggu, 25 April 2021. (Foto: Channi Anand/AP)
Reaksi seorang kerabat dari pasien COVID-19 yang meninggal di krematorium di Jammu, India, Minggu, 25 April 2021. (Foto: Channi Anand/AP)

Keluarga salah seorang korban COVID-19, Nishant Wadhwan, mengatakan, “Delapan puluh persen kematian terjadi karena kelalaian medis. Yang saya lihat, kita sedianya dapat menyelamatkan mereka. Mereka sudah berada di rumah sakit tetapi tidak mendapat perawatan yang memadai karena ketidaktersediaan oksigen, obat-obatan, jarum suntik. Orang-orang sekarat di sana.”

Kawasan pemakaman dan krematorium di New Delhi kini diberi pembatas dengan batu bata merah untuk mengatur antrian keluarga yang membludak. Jumlah korban meninggal di India saat ini mencapai 197.894 orang. Sebagian pakar menilai jumlah ini masih jauh dari angka sesungguhnya.

Bantuan medis pertama dari Inggris tiba hari Selasa. Bantuan ini mencakup ventilator dan konsentrat oksigen.

Amerika, Jerman, Israel dan Pakistan juga telah menjanjikan bantuan medis bagi India. [em/lt]

XS
SM
MD
LG