Presiden Joe Biden, pada Senin (11/9), menyerukan agar warga Amerika Serikat bersatu meskipun terdapat perbedaan politik yang sengit di saat AS memperingati 22 tahun serangan 9/11 yang dilakukan Al-Qaeda.
Lonceng dibunyikan dan nama hampir 3.000 orang dibacakan dalam upacara yang sendu di New York, Washington dan Pennsylvania, lokasi jatuhnya pesawat-pesawat yang dibajak dalam serangan tersebut.
“Mari kita kenang 11 September dengan memperbarui saling percaya,” kata Biden. Ia berbicara di pangkalan militer di Anchorage, Alaska, dalam perjalanan pulang dari lawatan ke India dan Vietnam.
“Kita tidak boleh kehilangan rasa persatuan nasional. Biarlah itu menjadi hal yang sama dalam zaman kita.”
Berbicara di depan bendera besar, Biden menambahkan bahwa “terorisme, termasuk kekerasan politik dan ideologi, adalah kebalikan dari apa yang kita perjuangkan sebagai sebuah bangsa.”
Pidatonya disampaikan di tengah Amerika Serikat yang semakin terpolarisasi, dengan ketegangan yang mungkin meningkat ketika Biden, yang berasal dari Partai Demokrat, kemungkinan akan menghadapi persaingan ulang pemilu tahun depan dengan mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Trump telah didakwa empat kali sejak April, termasuk atas upayanya membatalkan hasil pemilu 2020. Serangan ke Gedung Capitol pada 6 Januari 2021 yang dilakukan pendukung Trump masih segar dalam ingatan publik. [ka/jm]
Forum