Tautan-tautan Akses

Bantal-bantal Melayang di Turnamen ‘Perang Bantal’ Jepang


Para peserta bertanding dalam Kejuaraan Perang Bantal di Ito, Jepang, 25 Mei 2019.
Para peserta bertanding dalam Kejuaraan Perang Bantal di Ito, Jepang, 25 Mei 2019.

Masyarakat Jepang dikenal karena kerapiannya, terutama saat memberesi tempat tidur di pagi hari. Tapi hal itu tak berlaku bagi peserta Kejuaraan Nasional Perang Bantal yang berlangsung di Prefektur Shizuoka akhir pekan lalu.

Di Kota Ito, sebuah kota nelayan berjarak 150 kilometer arah selatan dari Tokyo, para tim peserta dari seluruh penjuru wilayah tersebut berkompetisi dalam salah satu kejuaraan paling unik di Jepang sejak 2013.

Dimulai oleh sekelompok siswa SMA di Shizuoka, permainan itu berasal dari ritual lama perang bantal saat mereka tidak dalam pengawasan orang tua atau guru. Misalnya, saat menginap di rumah teman atau saat wisata sekolah.

Permainan dimulai dengan kelima pemain ‘tidur’ dalam selimut di futon atau semacam kasur tipis sebelum peluit aba-aba ditiup. Saat peluit ditiup, mereka harus bangun dan mengambil sebuah bantal.

Gabungan antara olahraga dodgeball dan catur, tujuan dari perang bantal itu adalah melindung ‘sang Raja’ agar tidak terkena lemparan bantal dan pada saat yang sama berusaha agar menembak ‘Raja’ lawan dengan bantal. Setiap babak perang bantal berlangsung selama dua menit. Satu pemain dari setiap tim boleh menggunakan duve atau selimut tebal sebagai tameng.

Turnamen wilayah yang digelar Sabtu (25/5) diikuti oleh 16 tim yang bersaing untuk mengikuti kompetisi nasional. Digelar pada Februari tahun depan, kompetisi nasional perang bantal akan diikuti oleh 64 tim.

Anggota tim beragam. Ada tim wirausaha setempat, tim bola basket SMA, dan klub-klub atletik setempat.

“Melalui berbagai kegiatan, tim-tim tersebut sudah saling mengenal cukup lama,” kata Kazuteru Takigawa, yang berusia 75 tahun dan menjadi peserta tertua pada kompetisi Sabtu itu.

“Anggota (tim saya) semua sudah menikah dan mereka membawa anak-anak serta keluarga mereka untuk menikmati hari ini.”

Tim ‘BlancWhite’, yang salah satu anggotanya adalah Soda Wamanobe yang berusia 9 tahun dan peserta termuda kedua, memenangkan turnamen itu.

Sebagai hadiahnya, tim BlancWhite menerima hadiah berbagai macam produk setempat dan juga masuk kualifikasi untuk turnamen nasional tahun depan. [ft]

XS
SM
MD
LG