Tautan-tautan Akses

Banjir Besar di China Tengah, Sedikitnya 12 Tewas


Pemandangan dari udara menunjukkan daerah yang tergenang setelah hujan deras di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, 21 Juli 2021. (Foto: cnsphoto via REUTERS)
Pemandangan dari udara menunjukkan daerah yang tergenang setelah hujan deras di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, 21 Juli 2021. (Foto: cnsphoto via REUTERS)

Sedikitnya 12 orang tewas di Zhengzhou, kota di China Tengah, setelah banjir besar yang dipicu oleh hujan lebat selama berhari-hari.

Hujan menyapu jalan-jalan di ibu kota Provinsi Henan itu, memaksa pengendara kendaraan bermotor mengarungi permukaan air setinggi pinggang yang menenggelamkan sebagian dan bahkan menghanyutkan mobil-mobil.

Banjir juga menenggelamkan kereta bawah tanah Zhengzhou. Para penumpang kereta memposting video di media sosial sambil menunggu penyelamatan di air berlumpur setinggi pinggang. Seorang penumpang bernama Xiaopei memposting di Weibo bahwa “air di gerbong telah mencapai dada mereka.”

Puluhan waduk dan bendungan telah mencapai titik kritis. Pihak berwenang setempat memperingatkan bahwa bendungan Yihetan di kota di dekatnya, Luoyang, telah berada di ambang keruntuhan.

Warga mengarungi jalan yang banjir di tengah hujan deras di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, 20 Juli 2021. (Foto: China Daily via REUTERS)
Warga mengarungi jalan yang banjir di tengah hujan deras di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, 20 Juli 2021. (Foto: China Daily via REUTERS)

Pihak berwenang telah mengevakuasi 100 ribu warga ke zona-zona aman.

Provinsi Henan yang berpenduduk sekitar 94 juta orang, telah mengalami hujan lebat selama seminggu ini. Pakar cuaca menyatakan Zhengzhou diguyur hujan tiga hari dengan curah yang biasanya turun dalam setahun.

Seorang wakil rakyat kota Xu Liyi, seorang anggota Komite Tetap Partai Komunis provinsi Henan, dan sekretaris Komite Partai Kota Zhengzhou menyatakan tingginya curah hujan itu tidak seperti biasa.

Cuaca ekstrem telah semakin sering terjadi pada musim panas ini di China. Banjir baru-baru ini di Provinsi Sichuan menewaskan ratusan warga dan memaksa ribuan orang mengungsi. Para pejabat dari organisasi lingkungan hidup Greenpeace International memperingatkan bahwa urbanisasi yang cepat di China akan meningkatkan frekuensi bencana iklim.

Berbicara kepada media China, Liu Junyan dari Greenpeace International mengatakan, “Karena sangat terkonsentrasinya populasi, infrastruktur dan aktivitas ekonomi, keterpaparan dan kerentanan terhadap bahaya iklim lebih tinggi di kawasan perkotaan.” [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG