Tautan-tautan Akses

Badan Pengawas: Kepolisian Capitol Kurang Memantau Ancaman


Para petugas Kepolisian Capitol berjaga di luar ruang sidang komite Senat di Capitol Hill, Washington, 14 Oktober 2020.
Para petugas Kepolisian Capitol berjaga di luar ruang sidang komite Senat di Capitol Hill, Washington, 14 Oktober 2020.

Badan Pengawas Kepolisian, Senin (10/5), mengatakan kepada Kongres bahwa Kepolisian Capitol kewalahan mengatasi pengepungan gedung Kongres pada 6 Januari lalu karena pengumpulan informasi yang tidak memadai.

Hal ini mengkhawatirkan sejumlah anggota Kongres yang prihatin dengan keselamatan mereka di tengah meningkatnya ancaman terhadap anggota Kongres.

Inspektur Jenderal Kepolisian Capitol, Michael Bolton, menyampaikan kesaksian dalam satu dari tiga sidang DPR pada minggu ini mengenai hal-hal yang salah dalam peristiwa pemberontakan 6 Januari. Para anggota parlemen sedang menyelidiki kerusuhan tersebut sekaligus mempertimbangkan perombakan keamanan. Bolton merekomendasikan agar Kepolisian Capitol mempunyai divisi baru yang berdiri sendiri untuk mengumpulkan intelijen tentang ancaman dan melindungi anggota Kongres sebagaimana Dinas Rahasia AS yang bertugas melindungi presiden.

Banyak anggota parlemen yang mendapat ancaman dan khawatir atas keselamatan mereka setelah melihat betapa mudahnya sejumlah pendukung Presiden Donald Trump menguasai gedung Kongres untuk berupaya membatalkan pengesahan hasil pemilihan presiden.

Para perusuh memburu para anggota parlemen sambil meneriakkan nama Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR Nancy Pelosi ketika mereka berhasil masuk, sementara anggota-anggota Kongres meninggalkan Gedung DPR dan Senat.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu (7/5), Kepolisian Capitol menyatakan dibanding 2020, ancaman terhadap anggota Kongres tahun ini naik 107 persen, dan "melihat ancaman unik di lingkungan sekitar yang kita tinggali saat ini, departemen itu yakin jumlah kasus akan terus meningkat." [mg/em]

XS
SM
MD
LG