Tautan-tautan Akses

Australia Kemungkinan Tawarkan Pil Anti-COVID-19 Awal 2022


Perusahaan farmasi Merck pekan lalu mengklaim obat antivirus molnupiravir dapat mengurangi risiko kebutuhan rawat inap dan kematian hingga setengahnya. (Foto: ilustrasi)
Perusahaan farmasi Merck pekan lalu mengklaim obat antivirus molnupiravir dapat mengurangi risiko kebutuhan rawat inap dan kematian hingga setengahnya. (Foto: ilustrasi)

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, Senin (4/10), pil eksperimental yang menunjukkan tanda-tanda dapat mengurangi kebutuhan rawat inap dan kematian akibat COVID-19 kemungkinan akan tersedia di Australia awal tahun depan.

Perusahaan farmasi Merck mengatakan pekan lalu obat antivirus molnupiravir mengurangi risiko kebutuhan rawat inap dan kematian hingga setengahnya.

Perusahaan yang berbasis di New Jersey itu mengatakan akan segera meminta para pejabat kesehatan di AS dan di berbagai penjuru dunia untuk mengizinkan penggunaan pil tersebut secara luas.

Kantor pusat perusahaan Merck di Kenilworth, New Jersey, 1 Mei 2018. (Foto: AP / Seth Wenig)
Kantor pusat perusahaan Merck di Kenilworth, New Jersey, 1 Mei 2018. (Foto: AP / Seth Wenig)

Australia telah mengundang Merck untuk mengajukan permohonan agar obat tersebut disetujui oleh badan pengawas obat Australia, Therapeutic Goods Administration, kata Hunt.

Jika disetujui, pil tersebut dapat diluncurkan di Australia dalam tiga bulan pertama tahun 2022, tambahnya. "Pil oral jelas merupakan cara yang lebih mudah untuk membantu orang," kata Hunt.

Semua pengobatan COVID-19 yang sekarang diizinkan di AS memerlukan infus atau suntikan.

Australia pekan ini diperkirakan akan mencapai target vaksinasi untuk mengakhiri lockdown. Sekitar 80 persen dari populasi negara itu yang berusia 16 tahun ke atas telah menerima suntikan vaksin kedua. Pemerintah mengatakan, Senin, bahwa 79,61 persen dari kelompok usia target telah divaksinasi lengkap. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG