Tautan-tautan Akses

AS Khawatir Atas Manuver Diplomasi Iran di Seluruh Dunia


Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri) dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro tampil bersama di pertemuan kaum muda Venezuela yang digelar di teater Teresa Carreno, di Caracas, pada 13 Juni 2023. (Foto: AFP/ Venezuelan Presidency/Zurimar Campos)
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kiri) dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro tampil bersama di pertemuan kaum muda Venezuela yang digelar di teater Teresa Carreno, di Caracas, pada 13 Juni 2023. (Foto: AFP/ Venezuelan Presidency/Zurimar Campos)

Kurang dari tiga bulan setelah menghidupkan kembali hubungan diplomatik dengan Arab Saudi berkat mediasi China, Presiden Iran Ebrahim Raisi kini melakukan lawatan penting ke beberapa negara di Amerika Selatan, menjalin aliansi strategis dan menentang sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Lawatan Raisi, yang mencakup persinggahan di Venezuela, Kuba, dan Nikaragua, lebih dari sekadar sikap pembangkangan simbolis terhadap sanksi AS.

Menurut Emanuele Ottolenghi, seorang peneliti senior di Foundation for Defense of Democracies, Iran secara aktif mencari aliansi untuk menentang sanksi AS dan bertujuan untuk mempromosikan visi dunia multipolar di mana pengaruh AS dapat terkikis demi sejumlah kekuatan otoriter yang meningkat seperti Rusia dan China.

“Di mana kekuatan yang sedang naik daun seperti China dan Rusia ingin menantang dominasi AS dalam perdagangan ... kompetisi ini telah menciptakan ruang terbuka bagi calon rezim otoriter lainnya seperti Iran untuk ikut campur,” kata Ottolenghi kepada VOA.

Berbeda secara geografis dan budaya, Iran tetap mempertahankan hubungan dekat dengan beberapa rezim Amerika Selatan selama beberapa dekade, terutama untuk menabur antagonisme terhadap Amerika Serikat, kata beberapa analis.

Dalam upacara penandatanganan beberapa perjanjian antara Iran dan Venezuela, Raisi dengan tajam menyebut “musuh bersama” kedua negara, merujuk pada Amerika Serikat.

Di Washington, para pejabat AS meremehkan signifikansi dari kunjungan Raisi ke Amerika Latin.

“Kami tidak meminta negara-negara di belahan bumi [barat] atau di wilayah manapun untuk memilih siapa yang akan mereka pilih untuk bermitra, atau siapa yang akan mereka ajak berbicara, atau siapa yang mereka bolehkan untuk berkunjung. Itu adalah urusan mereka,” ujar John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, pada Senin (12/6).

Walaupun begitu, AS tetap khawatir akan “sikap yang merecoki” yang ditunjukkan Iran, ujar Kirby.

“Kami akan terus mengambil sejumlah langkah untuk memitigasi sikap tersebut,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut. [lt/jm/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG