Tautan-tautan Akses

AS Kembalikan Lonceng Gereja Filipina


Pemandangan bagian dalam Gereja St. Lawrence The Martyr Parish di Kota Balangiga yang terletak di pesisir pantai Filipiana, setelah dilanda taifun, 20 November 2013. Kota Balangiga membangun tempat untuk menggantung lonceng gereja dengan harapan AS akan mengembalikan tiga lonceng gereja yang diambil saat Perang AS-Filipina pada 1899-1902.
Pemandangan bagian dalam Gereja St. Lawrence The Martyr Parish di Kota Balangiga yang terletak di pesisir pantai Filipiana, setelah dilanda taifun, 20 November 2013. Kota Balangiga membangun tempat untuk menggantung lonceng gereja dengan harapan AS akan mengembalikan tiga lonceng gereja yang diambil saat Perang AS-Filipina pada 1899-1902.

Setelah tekanan diplomatik bertahun-tahun, Amerika mengalah kepada Filipina dan akan memulangkan lonceng gereja yang diambil tentara Amerika sebagai piala dalam perang antara kedua negara lebih dari satu abad lalu.

Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis telah memberitahu Kongres bahwa Departemen Pertahanan berencana memulangkan ‘Lonceng Balangiga’ kepada Filipina, kata pernyataan Kedutaan Amerika di Manila, Sabtu (11/8), seperti dikutip dari Reuters. Tanggal kapan lonceng itu akan dikembalikan belum ditentukan.

Di samping hubungan akrab puluhan tahun antara kedua negara dan aliansi militer yang kuat, penolakan Amerika untuk memulangkan lonceng itu sudah lama jadi isu pertengkaran dan diperpanas oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Pada 1901, tentara Amerika menewaskan ribuan orang Filipina termasuk perempuan dan anak-anak di Kota Balangiga, sebagai pembalasan atas kematian 48 anggota tentara Amerika di tangan pemberontak selama perang antara kedua negara. Tentara Amerika mengambil lonceng-lonceng gereja kota itu. Dua dari lonceng itu berada di Pangkalan Angkatan Udara Warren di Wyoming, sedangkan yang ke-3 menjadi bagian dari museum berjalan.

Kedutaan Amerika mengatakan “kami memahami Lonceng Balangiga mempunyai makna yang dalam bagi sejumlah orang baik di Amerika maupun di Filipina”.

Pemerintah Filipina sejauh ini belum memberikan komentar. [vm/al]

XS
SM
MD
LG