Tautan-tautan Akses

Apakah China Tahu Rusia akan Invasi Ukraina? Jawabannya akan Pengaruhi Reputasi Beijing


Bendera China dan Rusia sedang berkibar. China telah menyangkal laporan yang menyatakan para pejabatnya memberitahu mitra-mitra Rusia mereka untuk menunda invasi ke Ukraina hingga setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing. (Foto: AP)
Bendera China dan Rusia sedang berkibar. China telah menyangkal laporan yang menyatakan para pejabatnya memberitahu mitra-mitra Rusia mereka untuk menunda invasi ke Ukraina hingga setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing. (Foto: AP)

China telah menyangkal laporan yang menyatakan para pejabatnya memberitahu mitra-mitra Rusia mereka untuk menunda invasi ke Ukraina hingga setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing. Para pakar menyebut pernyataan ini menunjukkan para pemimpin China mungkin saja mengetahui serangan itu akan berlangsung dan bahwa temuan semacam itu akan mencemari reputasi China di Barat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut berita New York Times edisi 3 Maret itu “murni berita palsu.” Surat kabar itu mengutip laporan intelijen Barat yang menyatakan para pejabat senior China memberitahu para pejabat senior Rusia pada awal Februari agar tidak menginvasi Ukraina sebelum berakhirnya pesta olahraga yang berlangsung pada 4-20 Februari. Perang dimulai sepekan silam.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berbicara selama konferensi pers di Beijing, China, 14 Desember 2020. (Foto: Reuters)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berbicara selama konferensi pers di Beijing, China, 14 Desember 2020. (Foto: Reuters)

“Praktik mengalihkan perhatian dan menyalahkan semacam itu tercela,” kata Wang dalam konferensi pers rutin pada Kamis (3/3).

“Seluruh rincian perkembangan mengenai isu Ukraina sangat jelas. Hal terpenting mengenai isu itu diketahui semua orang,” katanya.

Di Washington, juru bicara Kedutaan Besar China Liu Pengyu mengatakan klaim laporan itu “merupakan spekulasi tanpa dasar dan dimaksudkan untuk menyalahkan serta mencoreng China.”

Para pemimpin nasional jarang saling memberitahu terlebih dulu mengenai perang yang akan terjadi, sehingga informasi antara Rusia dan China akan menunjukkan hubungan khusus, kata Yun Sun, direktur program China di lembaga kajian Stimson Center di Washington.

“Ini penting, karena ini menunjukkan sifat dan kedalaman hubungan China-Rusia,” kata Sun. “Jika China mengetahui invasi Rusia, maka China menjadi kaki tangan. Kami tidak dapat berharap China akan menanggapi dengan cara konstruktif.”

juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter. (Foto: VOA)
juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter. (Foto: VOA)

Di AS, yang telah mengkritik keras invasi Rusia, juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter pada Kamis (3/3) mengatakan bahwa para pendukung Moskow akan mendarat di “sisi sejarah yang salah” dan bahwa “dunia telah mengamati negara mana yang bangkit mendukung Ukraina.”

Hubungan China-Rusia telah berkembang semakin dekat sepanjang tahun lalu, tetapi Chinamenempatkan dirinya pekan ini sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina yang terpecah oleh perang dan bukannya sebagai pendukung Moskow.

Hubungan China dengan Rusia masih tergolong sebagai “prioritas sangat tinggi,” kata Andrew Small, peneliti senior di kelompok advokasi trans-Atlantik German Marshall Fund. Keduanya bersaing dengan Washington selama Perang Dingin dan telah kembali bersekutu lagi menghadapi Barat dalam beberapa tahun terakhir.

China mungkin berharap Rusia akan menang cepat di Ukraina, sebagaimana yang terjadi dalam perang-perang sebelumnya, ujar Small.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping berjalan menuruni tangga saat mereka tiba untuk KTT BRICS di Brasilia, Brazil, 14 November 2019. (Foto: REUTERS/Ueslei Marcelino)
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping berjalan menuruni tangga saat mereka tiba untuk KTT BRICS di Brasilia, Brazil, 14 November 2019. (Foto: REUTERS/Ueslei Marcelino)

China mungkin memiliki setidaknya firasat mengenai rencana Rusia bagi Ukraina sebelum Olimpiade dan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menunda serangan agar tidak mengalihkan perhatian dari pesta olahraga itu, kata Alexander Vuving, profesor di Daniel K. Inouye Asia-Pacific Center for Security Studies di Hawaii.

Para pemimpin di Beijing tidak dapat dengan mudah memengaruhi keputusan menyeluruh Putin mengenai apakah akan menginvasi Ukraina, lanjut Vuving.

“Apa yang China dapat lakukan adalah membujuk Putin untuk menunda serangan hingga setelah Olimpiade, yang memang dilakukan Putin. Jadi saya pikir ini realistis dan ini mengindikasikan level kerja sama yang sangat tinggi antara China dan Rusia,” katanya. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG