Tautan-tautan Akses

Anggota Kerja Sama Shanghai Terpecah Soal Kekhawatiran Terorisme di Afghanistan 


Seorang anggota pasukan Taliban berjaga di dekat lokasi serangan bom bunuh diri di distrik Faizabad, provinsi Badakhshan, pada 6 Juni 2023. (Foto: AFP/Omer Abrar)
Seorang anggota pasukan Taliban berjaga di dekat lokasi serangan bom bunuh diri di distrik Faizabad, provinsi Badakhshan, pada 6 Juni 2023. (Foto: AFP/Omer Abrar)

Rasa frustrasi akibat meningkatnya ancaman terorisme dari Afghanistan muncul pada pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO) pada minggu ini. SCO merupakan aliansi pertahanan dan ekonomi yang terdiri dari China, Rusia, India, Iran dan lima negara Asia lainnya.

Rusia dan Tajikistan mengatakan Afghanistan, yang berstatus sebagai negara pengamat tidak pasti dalam SCO setelah Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021, telah menjadi tempat berkembang biak kelompok teroris regional.

“Menurut informasi kami, kelompok teroris seperti al-Qaeda, Hizbut Tahrir, Gerakan Islam Turkistan Timur, Gerakan Islam Uzbekistan, TTP, Jamaat Ansarullah saat ini hadir di Afghanistan dan menimbulkan ancaman serius bagi negara-negara tetangga,” kata Amirbeg Begnazarov, perwakilan Tajikistan, pada acara hari Rabu (21/6) yang diselenggarakan bersama oleh SCO dan PBB.

Ia mengatakan negaranya “sangat prihatin atas konsentrasi berbagai kelompok teroris di dekat perbatasan yang belum pernah kami alami [dan itu] meningkat dari hari ke hari.”

Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, baru-baru ini mengatakan bahwa kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan telah menyuburkan organisasi teroris yang beroperasi di Afghanistan. Tuduhan yang sama juga disampaikan oleh pejabat tinggi Rusia lainnya.

Vladimir Voronkov, mantan diplomat Rusia yang sekarang mengepalai Kantor Penanggulangan Teror PBB, pekan ini mengatakan bahwa di bawah Taliban, Afghanistan telah menjadi “pusat penyebaran terorisme.”

Tidak seperti Rusia, China menahan diri untuk tidak melontarkan tuduhan terhadap Taliban dan sebaliknya secara aktif terlibat dengan rezim Islamis yang terisolasi itu.

"Afghanistan berada dalam fase kritis transisi dari kekacauan menuju keteraturan," ujar Zhang Jun, wakil tetap China di PBB, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Afghanistan pada Rabu.

Zhang mengatakan komunitas internasional seharusnya berinteraksi dengan otoritas de facto Taliban dan membantu negara tersebut untuk mencapai stabilitas dan kesejahteraan ekonomi. [my/ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG