Tautan-tautan Akses

Ali, 'Pahlawan Rakyat' bagi Masyarakat di Louisville, Kentucky


Musisi AS, Mark "Big Poppa” Stampley mengaku bahwa ia terinspirasi oleh Muhammad Ali (R. Taylor/VOA)
Musisi AS, Mark "Big Poppa” Stampley mengaku bahwa ia terinspirasi oleh Muhammad Ali (R. Taylor/VOA)

Kehilangan mantan juara tinju kelas berat dunia, Muhammad Ali, yang meninggal dalam usia 74 tahun hari Jumat lalu (3/6) lalu, bisa dirasakan mulai dari Amerika hingga ke Republik Demokratik Kongo.

Bagi warga di West End, Louisville, Kentucky, di mana Ali tinggal ketika masih kanak-kanak, Ali tetap merupakan harapan. Karena ia adalah “pahlawan rakyat”.

Seperti banyak warga di Louisville, musisi rap dan aktivis masyarakat Chris “Flow” Forehand bangga atas kota Kentucky, di mana ia tinggal. Permukimannya, di West End, pernah menjadi tempat tinggal masa kanak-kanak seorang petinju yang dikenal sebagai “Yang Terhebat”. Tempat ini juga menjadi tempat di mana pengaruh Ali akan selalu terasa.

“Ketika saya melihat sikap positif yang diperjuangkan Ali, ini membuat saya mulai percaya pada unsur positif,” kata Chris Forehand, bekas tetangga Ali.

Tonton: Chris 'Flow' Forehand mengenang Muhammad Ali

Chris 'Flow' Forehand Remembers Muhammad Ali
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:00:44 0:00

Sebagai korban kekerasan senjata api, Forehand mengajar anak-anak tentang buruknya kelompok preman, terutama di mana mereka mungkin menghadapi resiko – seperti di West End. Forehand menambahkan kehebatan Ali sebagai petinju dan tokoh kemanusiaan mengirim pesan yang tepat.

“Kalau kita merasakan hal itu, kita akan berpikir “hey saya juga bisa menjadi seorang yang hebat,” tambahnya.

"Kini kita harus memberi anak-anak kita harapan. Ali telah meninggalkan warisan untuk memberi harapan pada anak-anak muda.”

Sementara, warga asli Chicago Mark Stampley – yang kini tinggal di Louisville – tidak akan pernah lupa, ketika ketika ia pertama kali bertemu Ali.

“Ali berpaling kepada saya dan menjabat tangan saya. Banyak hal yang dialami orang di sini, khususnya warga kulit hitam, dan kita melihat bagaimana cara Ali menghadapi isu-isu itu, bagaimana ia memberikan kekuatan pada kita. Ia memberi kita kekuatan hanya dengan kehadirannya,” kata Mark Stampley.

Marjorie Huffman telah menghabiskan seluruh hidupnya di West End. Pada usia 79 tahun ia ingat pernah bermain-main dengan Ali dan teman-temannya di taman di dekat rumahnya. Kini setelah Ali meninggal – ujar Huffman – ia menjadi contoh bagi generasi yang lebih muda.

“Saya katakan pada anak-anak muda ini, tidak ada hal yang tidak mungkin. Anak-anak muda ini mulai berfikir. Kami percaya pada Tuhan. Tetaplah bersama Tuhan. Mereka bisa menjadi Muhammad Ali lain atau apapun yang mereka inginkan,” tutur Marjorie Huffman.

Hingga hari ini, Huffman masih mengingat hari-hari ketika ia bermain bersama Ali, sosok yang terus terang dan bisa meramalkan kesuksesannya sendiri. [em/ii]​

Tonton: Mark 'Big Poppa' Stumpley mengenang Ali

Mark 'Big Poppa' Stumpley Recalls Ali
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:00:30 0:00

XS
SM
MD
LG