Perdana Menteri Israel Ariel Sharon mengatakan, Israel siap meng-koordinasi penarikan dari Jalur Gaza dengan pemerintah Palestina di masa depan, dan mengatakan penarikan tahun 2005 itu dapat membawa terobosan bersejarah ke arah perdamaian. Berbicara Kamis kemarin dalam satu konferensi di Israel, Sharon mengatakan kematian Yasir Arafat bulan lalu telah memberi negara Yahudi itu peluang unik untuk berdamai dengan pemerintah baru Palestina. Pemimpin Israel itu telah berikrar akan mengawali prakarsa perdamaian dengan menarik para pemukim Israel dari Gaza bulan Agustus mendatang. Tetapi katanya, pimpinan Palestina yang baru harus membalas dengan melenyapkan ancaman serangan militan terhadap sasaran di Israel. Ariel Sharon mengatakan tekanan demografis atas negara Yahudi itu akan lebih longgar dengan penarikan dari Gaza, dimana sekitar 8200 warga Israel menetap dengan dikitari lebih dari satu juta warga Palestina.
Sementara itu, Mantan Presiden Jimmy Carter mengatakan dia akan memimpin sebuah tim pengamat independen bagi pemilihan presiden Palestina yang dijadwalkan berlangsung 9 Januari.
Kepada kantor berita Reuters Carter mengatakan, para pemimpin Palestina mengundangnya untuk memantau pemilihan itu. Katanya, dia merasa optimis mengenai pemilihan itu dan akan menggunakan sebanyak 90 pengamat dari lembaga Carter Center yang berkedudukan di Atlanta.
Carter yang memonitor pemilihan umum di seluruh dunia, juga berbicara mengenai pemilu Irak mendatang ini yang ditetapkan berlangsung 30 Januari. Katanya dia tidak akan memantau pemilu di Irak itu. Ia menambahkan bahwa keamanan tidak memadai di Irak untuk menyelenggarakan pemilu yang jujur dan aman.
Mantan presiden itu membantu menjadi perantara perjanjian perdamaian bersejarah tahun 1979 antara Mesir dan Israel.