Tautan-tautan Akses

Wajah Baru Kabinet Bush<br> Oleh: Leon Howell - 2004-12-14


Menteri-menteri kabinet pemerintahan Bush beramai-ramai mengundurkan diri. Sembilan dari limabelas menteri, termasuk Menteri Luar Negeri Colin Powell, mengundurkan diri dalam lima pekan sejak Presiden Bush terpilih kembali. Pemerintah mengatakan, kabinet baru telah selesai disusun Kamis lalu. Ini bukan hal yang luar biasa. Dalam keenam transisi memasuki masa jabatan presiden yang kedua di Amerika selama satu abad terakhir, terjadi perubahan besar dalam kabinet. Namun, pengunduran diri begitu banyak anggota Kabinet Bush tetap menimbulkan pertanyaan. Mengapa ini terjadi? Apakah mereka memang ingin mundur? Apakah mereka didesak untuk mundur?

Perubahan paling dramatis terjadi tahun 1972 setelah Presiden Richard Nixon terpilih kembali. ‘Kita akan merombak kabinet’, kata Nixon kepada para penasihat dekatnya. Sehari setelah terpilih kembali, Presiden Nixon memerintahkan agar semua Menteri menyerahkan surat pengunduran diri. Ia menyetujui pengunduran delapan orang menteri. Hampir semua menteri, termasuk yang kembali memegang jabatan, mengeluh bahwa kejadian itu meruntuhkan semangat dan membuat mereka merasa terhina. Dalam memoirnya, Nixon menyebut peristiwa itu sebagai ‘kesalahan besar’.

Pemerintahan Bush tidak mau mengulang kesalahan itu. Perubahan susunan kabinet dilakukan dengan cara yang lebih halus. Jelas bahwa sebagian di antaranya telah direncanakan berbulan-bulan. Yang mengundurkan diri bukan saja sembilan orang menteri, tetapi juga beberapa pejabat eselon tinggi lain, termasuk Duta Besar untuk PBB, Direktur Keamanan Dalam Negeri, dan Direktur Intelijen Pusat. Sebagian anggota kabinet memang ingin mengundurkan diri. Setelah tugas berat selama empat tahun, mungkin mereka merasa terlalu capai. Sebagian besar dari mereka dapat memperoleh gaji lebih besar di sektor swasta. Bagi yang lain, terbuka peluang-peluang baru. Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Mel Martinez mengundurkan diri tahun 2003 untuk mencalonkan diri, dan menang dalam pemilihan anggota Senat mewakili negara bagian Florida dalam pemilu bulan November. Menteri paling penting yang tetap menjabat adalah Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, meskipun ia banyak dikecam karena caranya menangani perang Irak.

Apa yang dapat disimpulkan dari susunan kabinet pemerintahan Bush yang baru? Presiden Bush memilih orang-orang yang berpengalaman, yang dapat langsung menjalankan tugas. Empat anggota kabinet baru sebelumnya adalah pejabat Gedung Putih. Mereka berpengalaman merancang dan menangani tugas-tugas mereka. Mereka setia kepada agenda Presiden Bush. Penasihat Keamanan Nasional Presiden Bush, Condoleeza Rice, akan menggantikan Colin Powell sebagai Menteri Luar Negeri. Colin Powell sangat dihormati di kalangan internasional. Tetapi Condoleeza Rice lebih dekat dengan Presiden Bush dan lebih sejalan dengan Wakil Presiden Dick Cheney dan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld dalam isu-isu yang menyangkut kebijakan luar negeri. Mula-mula Condoleeza Rice bertugas sebagai penasihat kebijakan luar negeri Presiden Bush, dan kemudian menjadi penasihatnya yang paling dipercaya.

Satu pertanyaan penting adalah, apakah Condoleeza Rice, yang sangat mendukung perang Irak tetapi dulunya bekerja untuk Colin Powell, sekarang akan lebih menekankan pada diplomasi dibanding dengan kebijaksanaan Donald Rumsfeld dan para penasihatnya. Pejabat Gedung Putih lain yang akan menjadi anggota kabinet adalah Alberto Gonzalez. Ia akan menjadi Jaksa Agung, menggantikan John Ashcroft, anggota kabinet lama yang paling kontroversial. Gonzalez, sahabat lama Presiden Bush, tampaknya akan lebih halus dalam menghadapi publik dibandingkan John Ashcroft. Perubahan terus dilakukan. Para anggota tim ekonomi untuk masa jabatan berikut belum jelas. Yang jelas, siapapun yang dipilih dan dicalonkan Presiden Bush kemungkinan besar akan disetujui oleh Senat. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah pilihan-pilihan itu tepat. (VOA/Howell/Djoko Santoso)

XS
SM
MD
LG