Muslim syiah Irak, blok terbesar pemilih di negara itu, telah mengumumkan daftar 228 calon bagi pemilu bulan Januari dalam upaya meng-konsolidasi kekuatan syiah setelah diperintah Sunni selama beberapa dekade. Koalisi yang disebut Aliansi Irak Bersatu itu mendapat dukungan otoritas keagamaan Syiah tertinggi negara itu, Ayatullah Agung Ali al-Sistani. Dalam koalisi itu bergabung dua partai utama Syiah, Partai Dakwah Islam dan Majelis Agung Revolusi Islam, disamping sejumlah Sunni independen, sejumlah pemuka Kurdi dan Turkmenistan. Sebelumnya pekan ini, Perdana Menteri sementara Iyad Allawi dikutip dua suratkabar Eropa mengatakan saat pemungutan suara mungkin diperpanjang menjadi dua atau tiga minggu untuk memberi pengamanan yang lebih baik. Tetapi hari ini jurubicaranya mengatakan ucapan Allawi itu dikutip salah.
Sementara itu, kekerasan berlanjut hari Kamis, dengan serangan yang menewaskan tiga warga Irak dan melukai tujuh lainnya di Bagdad dan Mosul.
Di lain pihak Panglima tertinggi marinir Amerika di Irak mengatakan, 97 persen kota Fallujah yang merupakan bekas basis pemberontak telah dibersihkan dari senjata dan pemberontak, dan katanya warga sipil sudah boleh pulang kembali mulai sekitar 24 Desember.
Letnan Jenderal John Sattler hari ini mengatakan, tanpa senjata dan struktur komando, pemberontak pada dasarnya sudah hancur. Katanya semua laki-laki usia militer yang kembali ke kota itu akan diberi kartu pengenal setelah sidik jari dan scan bola mata mereka dimasukkan kedalam database.
Pemerintah Irak memberi lampu hijau bagi ofensif militer pimpinan Amerika awal-November lalu, dalam upaya memulihkan keamanan menjelang pemilu tingkat nasional yang dijadwalkan berlangsung 30 Januari.