Negara-negara Timur Tengah mengenang mantan Presiden Ronald Reagan -- sebagian dengan rasa hormat dan takjub dan lainnya merendahkan. Presiden Israel Moshe Katsav menyatakan belasungkawa kepada keluarga Reagan, dan PM Ariel Sharon, mengatakan di bawah reagan, hubungan AS-Israel didasarkan atas kerjasama dan pengertian. Di dunia Arab, para analis politik dan mantan diplomat mengatakan Reagan akan dikenang secara positif, antara lain karena usahanya untuk menemukan jalan keluar bagi konflik Arab Israel. Perkecualian adalah Libya, dimana Presiden Moammar Gadhafi menyayangkan mantan Presiden Reagan meninggal dunia tanpa harus menghadapi pengadilan bagi, dalam tanda kutip, "kejahatan keji yang ia lakukan terhadap anak-anak Libya." Gadhafi merujuk pada serangan udara Amerika bulan April tahun 1986, yang diperintahkan oleh Presiden Reagan sebagai balasan bagi pen-sponsor-an terorisme yang dilakukan Libya. Serangan udara itu menewaskan anak pungut perempuan Gadhafi dan sekurangnya 36 orang lainnya.
Sementara, pemimpin-pemimpin Asia Timur belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden Amerika Ronald Reagam, mengenangnya sebagai seorang patriot besar, sebuah kekuatan penyembuh, dan seorang pemain utama dalam mengakhiri Perang Dingin. Presiden Filipina Gloria Arroyo, menyebutnya sebagai "seorang negarawan besar", mengatakan ia akan mengenang Reagan sebagai menara stabilitas. PM Jepang Junichiro Koizumi menggaris-bawahi jasanya meletakkan dasar persekutuan yang kuat antara Jepang dan AS. Ia mengatakan persekutuan itu sekarang menjadi kekuatan pendorong untuk menyelesaikan masalah-masalah internasional. Pejabat PM Australia John Anderson memuji mantan presiden Amerika itu bagi perannya mengakhiri komunisme, yang mulai kehancurannya ketika ia meninggalkan Gedung Putih pada tahun 1989. Pemimpin-pemimpin Asia lainnya mengatakan Reagan membantu memulihkan kembali kebanggaan rakyat Amerika di negara mereka setelah kalah dalam Perang Vietnam.