Tautan-tautan Akses

LAPANGAN KERJA  DAN PERUSAHAAN AMERIKA  PINDAH KE ASIA <br> Oleh  Leon Howell - 2004-04-12


Dalam hubungan Asia dengan Amerika Serikat, tidak banyak isu yang lebih peka daripada isu berpindahnya lapangan kerja Amerika atau perusahaan-perusahaan Amerika ke luar negeri.

Pindahnya bisnis Amerika ke luar negeri itu tidak mendapat perhatian dari tahun 1992 sampai 2000 karena waktu itu di Amerika tercipta 23 juta lapangan kerja baru.

Tetapi Amerika telah kehilangan 2,2 juta lapangan kerja dalam tiga tahun belakangan ini. Sekarang Presiden Bush dari Partai Republik dan Senator John Kerry dari Partai Demokrat memusatkan perhatian pada masalah berpindahnya lapangan kerja Amerika ke luar negeri, seakan-akan hasil pemilu Amerika tahun ini bergantung pada isu itu.

Mengapa bertambah banyak warga Amerika sekarang menjadi penganggur dibandingkan dengan tiga tahun lalu?

Salah satu sebabnya adalah karena terjadi resesi di Amerika selama tiga tahun terakhir ini.

Kedua, karena bertambahnya jumlah komputer di Amerika, yang melenyapkan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia.

Banyak orang berpendapat, berpindahnya lapangan kerja Amerika ke luar negeri merupakan sebab ketiga.

Presiden Direktur Intel , pembuat microchip terbesar di dunia mengatakan dalam konferensi di Kuala Lumpur, Malaysia, bahwa berpindahnya lapangan kerja ke luar negeri telah menjadi topik hangat di Amerika Serikat karena tahun ini adalah tahun pemilu. Intel memiliki pabrik di Cina dan Filipina. Perusahaan itu mempekerjakan 8000 orang di Malaysia, kurang lebih 10 persen dari tenaga kerjanya di seluruh dunia.

Sekarang, banyak lapangan kerja teknologi dan informasi pindah ke luar negeri, terutama ke Asia, khususnya Cina, Hong Kong, India, Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea dan Thailand. Pekerja di Hong Kong , Thailand, dan India menjawab pertanyaan melalui telepon dari konsumen Amerika mengenai komputer dan perbankan.

Hilangnya lapangan kerja memang benar terjadi. Tetapi angka-angkanya meragukan. Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika tidak melacak angka-angka internasional. Seorang pakar ekonomi mengatakan, larinya sektor industri yang berlandaskan ilmu pengetahuan jauh lebih besar dari yang diakui tetapi tersembunyi karena perusahaan-perusahaan tidak mengungkapkan jumlahnya. Sebagian ahli ekonomi memperkirakan bahwa berpindahnya lapangan kerja ke luar negeri akan meningkat secara mencolok selama sepuluh tahun mendatang. Kurang lebih enam juta pekerjaan, banyak di sektor teknologi tinggi kemungkinan akan pindah dari Amerika ke Eropa selama sepuluh tahun mendatang. Dan banyak dari lapangan kerja ini akan bertambah di Asia. Mungkin baik untuk Asia, tetapi jelek bagi hubungan Asia dengan Amerika.

Para pendukung praktek ini mengatakan bahwa intinya adalah perdagangan bebas. “Tidak diragukan lagi bahwa perdagangan membuat perekonomian lebih kuat”, kata Menteri Keuangan Amerika. Dan menurut para pendukung, perdagangan bebas menciptakan lebih banyak lapangan kerja Amerika daripada sebelumnya.

Para pengecam pemindahan lapangan kerja ke luar negeri berpendapat kerugian dalam bentuk PHK, keresahan masyarakat, dan beaya yang ditanggung pemerintah karena harus menyantuni orang yang kehilangan pekerjaan sangat diremehkan oleh para pendukung pemindahan lapangan kerja ke luar negeri.

Ini merupakan isu politik yang panas. Kongres Amerika menghadapi berbagai rancangan undang-undang untuk melakukan hal-hal seperti mencabut keringanan pajak bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan pemindahan lapangan kerja ke luar negeri. Rancangan-rancangan undang-undang itu antara lain bernama “Undang-undang Perlindungan Lapangan Kerja Amerika Serikat”, “Undang-undang Mempertahankan Lapangan Kerja Amerika’, dan “ Undang-Undang Lapangan Kerja bagi orang Amerika”.

Kurang lebih 80 rancangan undang-undang telah diajukan di 30 badan legislatif negara bagian untuk menghukum perusahaan-perusahaan yang menggunakan tenaga kerja di luar negeri.

Tidak banyak dari rancangan undang-undang itu yang akan lolos. Sementara itu, negara-negara bagian besar yang kaya pemilih seperti Pennsylvania, Michigan, Illinois dan Ohio, khususnya sangat terpukul dengan hilangnya lapangan kerja. Negara-negara bagian itu disebut ‘battle ground’ atau medan pertempuran kampanye bagi George Bush dan John Kerry, menjelang pemilihan Presiden bulan November mendatang.

Presiden Bush sekarang ini mengalami kesulitan untuk membangkitkan perekonomian tanpa menciptakan lapangan kerja. Jajak pendapat mengenai kinerja Presiden Bush dalam bidang ekonomi menunjukkan penurunan. Dia baru saja mendapat kabar baik ketika Departemen Tenaga Kerja Amerika mengumumkan bahwa 309.000 lapangan kerja baru tercipta selama bulan Maret, angka tertinggi dalam empat bulan terakhir. Kalau itu terus berlangsung selama beberapa bulan mendatang, hal itu akan membantunya dalam pemilihan yang diduga luas akan berlangsung sangat ketat.

Sementara itu, kedua partai politik, Republik dan Demokrat memusatkan perhatian pada isu berpindahnya lapangan kerja Amerika ke luar negeri, dengan harapan akan merebut suara pemilih dari partai saingannya.

Diterjemahkan oleh Purwati Soeprapto

XS
SM
MD
LG