Tautan-tautan Akses

Virtual Learning - 2004-01-06


Banyak yang ingat ketika di masih SMU pernah membedah kodok yang sudah mati. Ini dilakukan sebagai bagian yang harus dipenuhi dalam mata pelajaran biologi. Tubuh kodok itu diawetkan dengan bahan kimia formaldehyde. Bedah kodok dilalukan untuk mengenali organ-organ tubuhnya.

Sekarang sebagian sekolah tidak lagi mengharuskan pelajar melakukan bedah kodok. Mungkin karena soal beaya dan mungkin juga protes dari aktivis-aktivis hak binatang.

Sebagai gantinya pelajaran bedah kodok semakin banyak dilakukan dengan komputer lewat yang disebut 'virtual dissection' atau 'bedah virtual.' Sebuah perusahaan bernama Froguts menjual jasa pendidikan kepada sekolah. Dan juga memberi peragaan gratis lewat websitenya. Mula-mula gambar kodok jantan ditunjukkan di layar komputer. Pemakai website lalu menggunakan pisau bedah dengan mengklik mouse komputer. Garis-garis pada tubuh kodok itu menunjukkan di mana harus dibedah. Beberapa langkah kemudian tubuh kodok itu sudah terbuka. Langkah berikutnya ialah mengangkat dan mengenali jantung, paru-paru dan organ lainnya. Websitenya froguts-dot-com.

Sebagian pendidik memuji bedah virtual. Sebagian lagi mengatakan tidak ada yang dapat menggantikan bedah sesungguhnya. Masih ada kegiatan virtual lain yang semakin populer di sekolah. Ada sekolah yang tidak dapat membawa murid ke musium dan taman margasatwa mungkin karena jauh atau beaya. Tetapi murid masih bisa mengunjungi taman margasatwa, musium, dan tempat-tempat bersejarah lewat komputer.

Tahun lalu negarabagian Maine meluncurkan rencana menjadi negarabagian pertama yang menyediakan komputer laptop kepada tiap murid SMU dan guru. Maine negarabagian kecil di Amerika timur laut dan sebagaimana banyak negarabaian lain, menghadapi kesulitan dalam anggaran belanjanya. Tetapi sekarang murid kelas tujuh dan delapan bersama guru mereka di lebih dari 240 sekolah di sana diberi komputer yang dapat disambung ke internet tanpa kabel.

Dan ide pemakaian komputer ini terus menyebar. Michigan misalnya telah mulai mengeluarkan 22 juta dolar untuk membeli komputer laptop dan komputer tangan untuk murid kelas enam. Sekolah bisa memperoleh komputert jika sanggup membayar 25 dolar per murid.

Namun begitu, pemakaian komputer sebagai alat didik juga mendapat kecaman dari sebagian orang. Mereka mengatakan, sedikit sekali bukti yang menunjukkan bahwa mengajar dengan komputer lebih baik dari cara mengajar tradisional. Dan ada juga guru yang berpendapat komputer hanya alat yang manfaatnya bergantung pada bagaimana ianya dipergunakan.

Diterjemahkan oleh Muhammad Ali Lubis

XS
SM
MD
LG