Puluhan orang pemimpin dunia yang lampau dan sekarang telah memberi dukungan mereka pada rencana perdamaian Timur Tengah tidak resmi. Prakarsa itu diungkapkan hari ini dalam upacara di Jenewa, dimana mantan Presiden Amerika Jimmy Carter menyebutnya kesempatan terbaik mengakhiri kekerasan antara Israel dan Palestina. Gagasan tersebut mengharuskan Israel ditarik dari sebagian Tepi Barat dan Gaza, penegakan negara Palestina, dan kekuasaan bersama di Yerusalem. Israel mengatakan orang-orang yang merundingkan perjanjian itu tidak mempunyai wewenang. Sementara itu, utusan tertinggi Amerika untuk Timur Tengah, William Burns, terus melakukan usaha perdamaian resmi di kawasan tersebut.
Sementara, Amerika Serikat menyambut baik penandatangan gagasan perdamaian Timur Tengah yang dirundingkan oleh kalangan swasta Israel dan Palestina di Jenewa, tetapi mengatakan tidak ada yang dapat menggantikan “peta jalan” internasional menuju perdamaian. Departemen Luar Negeri Amerika menyebut prakarsa tadi, yang dipimpin oleh mantan Menteri Israel Yossi Beiling dan mantan Perdana Menteri Palestina Yasser Abed Rabbo suatu langkah yang sangat baik. Tetapi, departemen itu mengatakan masalah utama dalam proses perdamaian Timur Tengah hanya dapat ditanggulangi langsung oleh pembicaraan langsung antara kedua pemerintah. Apa yang disebut perjanjian Jenewa itu mengharuskan antara lain penegakan negara Palestina dan kedaulatan bersama atas Yerusalem. Dalam pernyataan, 58 mantan pemimpin dunia menyatakan dukungan kuat pada persetujuan tidak resmi tadi.