Para anggota parlemen Palestina telah menyetujui pemerintahan baru yang diharapkan para pejabat akan dapat menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian yang macet dengan Israel. Dewan legislatif Palestina dengan suara 46 lawan 13 hari ini mendukung kabinet yang diusulkan Perdana Menteri Ahmed Qureia. Pemungutan suara itu diadakan setelah perselisihan antara Qureia dan Presiden Yasser Arafat mengenai kekuasaan atas pasukan keamanan. Pertentangan itu telah memacetkan usaha menghidupkan kembali proses perdamaian. Sebelum pemungutan suara, Qureia mengatakan kepada badan legislatif, ia bertekad untuk menghentikan tindak kekerasan dan menyerukan gencatan senjata menyeluruh. Para pejabat Israel mengatakan mereka kecewa atas kekuasaan Arafat terhadap pasukan keamanan, tetapi bersedia memberi peluang bagi pemerintahan Ahmed Qureia.