Tautan-tautan Akses

WHAT THE AMERICAN POLLS ARE SAYING by LEON HOWELL - 2003-08-08


Jajak pendapat tumbuh seperti rumput liar ditengah panasnya musim panas di Amerika. Selama bulan Juli, sekitar 10 perusahaan besar telah menghasilkan survei yang mengukur segala sesuatu dari tren pembeli hingga kegelisahan para remaja, dari sikap terhadap imigrasi hingga peringkat persetujuan bagi presiden Bush. Jajak pendapat dilakukan di seluruh dunia. Dalam keadaan yang paling baik, jajak pendapat merupakan gambaran bermanfaat mengenai apa yang orang pikirkan, bagaimana mereka menanggapi, pada saat itu.

Apa yang dirasakan orang Amerika terhadap situasi di Irak, sebelas minggu setelah kemenangan dideklarasikan? Sesuai dugaan, saat tentara Amerika terus berguguran dan keadaan normal tidak kembali, keprihatinan meningkat. C-B-S News mengajukan pertanyaan kepada hampir 1000 orang apakah mereka merasa Amerika bertanggung-jawab terhadap situasi di Irak. Hampir separuh dari mereka mengatakan ‘ya’, separuhnya lagi mengatakan ‘tidak’. Pada bulan Mei, sekitar 75 persen telah mengatakan ‘ya’.

Baru-baru ini, koran Washington Post melaporkan, 52 persen responden dalam survei mereka menganggap jumlah korban di Irak tidak dapat diterima. Namun 2 dari 3 orang, pada jajak pendapat lain menyarankan, mendukung usaha keras untuk membangun kembali Irak dan menciptakan pemerintahan yang stabil di sana.Namun Irak bukanlah satu-satunya perhatian utama bagi orang Amerika. Separuh dari mereka yang ikut dalam jajak pendapat majalah Newsweek mengatakan, ekonomi yang melemah dan hilangnya pekerjaan merupakan isu paling penting bagi mereka.

Presiden Bush telah menerima beberapa serangan politik dari ekonomi yang tidak stabil dan korban yang terus-menerus berjatuhan di Irak. Namun peringkat kinerjanya tetap sangat kuat, rata-rata 60 persen pada 4 jajak pendapat yang diterbitkan dalam bulan Juli. Survei lainnya mengindikasikan bahwa dukungan dari luar Amerika terhadap berbagai kebijakan Amerika telah melemah dengan adanya perang di Irak. Pew Research Center for the People and the Press telah mewawancara 16 ribu orang di 20 negara setelah perang Irak berakhir. Hasil wawancara itu menyimpulkan bahwa perang telah memperlebar jarak antara orang Amerika dan Eropa barat. “semakin menggelorakan dunia Islam, dan melemahkan dukungan bagi perang melawan terorisme”

Indonesia, satu-satunya negara Asia Timur yang disurvei oleh Pew, merupakan suatu contoh. Di negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, 74 persen khawatir bahwa Amerika dapat menjadi ancaman militer. Persentase dari mereka yang memandang Amerika dengan baik telah menurun secara dramatis dari 61 ke 15 persen. Pada saat bersamaan, Pew menemukan beberapa berita baik bagi para pembuat keputusan Amerika, “dukungan luas bagi ekonomi fundamental dan nilai-nilai politik yang telah lama dipromosikan oleh Amerika”.Jajak pendapat hanyalah sebuah gambaran sekilas. Nilai-nilai mereka terletak di mata yang melihatnya.

Diterjemahkan oleh: Nia Sutadi

XS
SM
MD
LG