Tautan-tautan Akses

Halloween: Mitos, Tradisi dan Pesta! - 2002-10-28


Malam itu Carol berdiri di daun pintu rumahnya, menatap ke jalan yang lapang nan gelap. Waktu menunjukkan pukul 8. Sesaat kemudian kedua anaknya muncul dari kamar masing-masing, yang satu mengenakan kostum Superman, sementara yang satunya lagi tampil a la bidadari lengkap dengan tongkat perinya. Di tangan mereka ada ember plastik oranye berbentuk labu.

“Mommy, we’re ready to go,” ujar si sulung Josh, yang berusia 8 tahun.

Carol menatap keluar sekali lagi, dan dilihatnya tetangganya, keluarga Martin, juga sedang bersiap-siap di pintu dengan anak mereka, Melissa, yang tampil sebagai vampir kecil. Carol lalu menggandeng tangan kedua anaknya dan melangkah keluar. Sejurus kemudian muncul serombongan anak-anak kecil lainnya—dibungkus kostum lucu—menghadang sambil berteriak, “Trick or treat…” Carol tergelak dan mengeluarkan beberapa permen dari sakunya, membaginya rata ke tiap-tiap ember kecil.

Itulah Halloween, sebuah tradisi yang berlangsung setiap tanggal 31 Oktober di kebanyakan belahan bumi bagian Barat, termasuk Amerika.

Halloween berasal dari tradisi masyarakat Celtic—yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia dan daerah sekitarnya—yang percaya kalau pada hari terakhir bulan Oktober, para arwah gentayangan di bumi. Tapi tradisi ini sebenarnya telah berpulang lama.

Sekitar abad pertama Masehi, masyarakat Celtic ditaklukkan oleh warga Romawi, yang kemudian menambahkan kebudayaan mereka ke dalam tradisi Halloween. Mereka menambahkan dua festival bernama Feralia, diperuntukkan untuk menghormati mereka yang telah meninggal, dan Pomona, yaitu festival untuk merayakan musim panen, diambil dari nama seorang dewi.

Sekitar abad ke-8, gereja Katolik mulai merayakan tanggal 1 November sebagai hari untuk menghormati para santo dan santa yang tidak memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa misa yang diadakan pada hari itu disebut Allhallowmas, yang berarti misa kaum suci (red: dalam bahasa Inggris disebut hallow). Malam sebelumnya, tanggal 31 Oktober, lalu disebut All Hallows Eve. Inilah cikal-bakal Halloween.

Lalu beranjak memasuki abad ke-18, banyak warga asal Eropa yang berimigrasi ke Amerika. Kebudayaan ini tetap mereka pertahankan, dan bentuk perayaannya terus berkembang sampai sekarang.

Bagi anak-anak Halloween berarti kesempatan untuk memakai kostum dan mendapatkan permen. Bagi orang dewasa Halloween mungkin merupakan kesempatan untuk berpesta kostum. Bagi toko-toko itu kesempatan bagus untuk pemasaran atau promosi. Singkat kata, sungguh tidak terbatas bentuk perayaan Halloween di Amerika.

Sementara itu, di belahan selatan benua Amerika, tepatnya di Meksiko, setiap tanggal 31 Oktober juga dirayakan Hari Para Arwah (El Dia de Los Muertos), untuk menghormati para kaum suci. Berawal dari tradisi gereja Katolik, perayaan itu sampai sekarang dianggap sebagai salah satu hari besar keagamaan dan dirayakan dengan meriah.

Bagaimana, Anda tertarik untuk bergabung?

XS
SM
MD
LG