Departemen Luar Negeri Amerika menyalahkan 3 negara Asia Tenggara karena tidak melakukan usaha yang berarti untuk mencegah perdagangan manusia. Laporan tahunan Deplu-AS kepada Kongres Amerika menyebut Birma, Kamboja, dan Indonesia sebagai 3 negara dimana pemerintah tidak bertindak cukup kuat untuk mencegah jual-beli manusia dan disekap seperti budak. Birma disebut sebagai negara asal perempuan dan gadis yang dibawa ke negara lain di Asia untuk dijadikan pelacur atau melakukan kerja paksa. Laporan tadi mengatakan kamboja mengadili sebagian pedagang manusia tahun lalu, tetapi korupsi pejabat pemerintah, kurangnya ketrampilan polisi dan buruknya penegakan hukum turut memberi peluang untuk kegiatan seperti penjualan bayi. Indonesia disebut sebagai negara dimana tindakan pemerintah terhambat oleh kekurangan dana dan perbatasan yang tidak aman.